Ketidak jelasan status dan identitas menyebabkan diskriminasi terhadap imigran asal China di Korea. Banyak dari mereka ditolak untuk mendapatkan kesempatan kerja yang baik dan satu-satunya hal yang boleh mereka lakukan selain kerja kasar adalah membuka restoran.
Pada akhirnya, jajangmyeon lahir dengan mengasimilasi budaya dan selera dari China dan Korea. Mie yang dibumbui dengan kecap hitam.
jajangmyeon bukan hanya mie bagi pembuatnya. Namun jajangmyeon adalah simbol rumah dan tempat kembali. Di dalam Jjajangmyeon terletak Tiongkok, tempat nenek moyang mereka lahir dan tinggal dan Korea sebagai negara tempat mereka tinggal sekarang.
Baca Juga:Dahsyat! 5 Manfaat Bawang Putih Tunggal: Keajaiban Pengobatan Dalam Satu SiungLuar Biasa! 5 Manfaat Bawang Hitam yang Tidak Teduga Untuk Tubuh
Perpaduan kedua hal ini menciptakan cita rasa yang unik dan istimewa yang tidak dapat ditemukan dimanapun di luar Korea.
Tidak ada “Chinatown” di Korea saat ini, meskipun hampir di mana pun di dunia pasti ada tempat khusus bagi warga Tionghoa yang tinggal di negara asing. Ini terjadi karena imigran dari China tidak pernah diizinkan untuk membeli tanah di Korea.
Rumah mereka yang dulu berdiri di Distrik Mugyodong, Bukchangdong, dibongkar dan diubah menjadi gedung apartemen bertingkat tinggi.
Imigran juga mencari nafkah dengan menyesuaikan diri dengan masyarakat untuk generasi mendatang. Sebagian besar dari mereka mengubah status imigrasi menjadi warga negara Korea dan menjalani kehidupan yang lebih baik.
Namun, hanya satu hal yang tidak akan pernah berubah yaitu fakta bahwa orang Tionghoa-Korea lah yang masih memiliki ikatan dengan wilayah leluhur mereka. Satu-satunya hal yang mengingatkannya pada rumah dan pulang adalah mie jajangmyeon.
Itulah kisah sedih dan pilu dibalik kepopuleran mie jajangmyeon yang selama ini banyak disantap orang – orang. (*)
Simak berita dan artikel menarik lainnya di Google News