Wanita Cantik yang Mengalami Gangguan Jiwa 10 Tahun Akhirnya Dievakuasi

gangguan jiwa
EVAKUASI. Dinsos Indramayu mengevakuasi Safitri yang mengalami gangguan jiwa. Foto: Tardiarto Azza/Rakyat Cirebon
0 Komentar

Dikurung karena Alami Gangguan Jiwa

Sebelumnya, Safitri (47) mengalami gangguan jiwa yang sangat memprihatinkan. Perempuan yang pernah menjadi pekerja migran ini sempat memiliki usaha sendiri. Namun, sejak 12 tahun terakhir terkurung di kamar berpintu jeruji besi. Sejak tahun 2010, Safitri terpaksa dikurung di sebuah kamar di rumah milik orang tuanya yang sudah meninggal dunia. Ia menghuninya seorang diri, karena 9 saudara kandungnya tinggal di tempat lain.
Keluarganya terpaksa mengurung karena Safitri kerap mengamuk dan menyakiti orang lain. Bahkan pernah memukul orang dengan menggunakan kayu sehingga keluarganya harus memberikan ganti rugi kepada korbannya. “Dia juga suka kabur. Saya tidak kuat untuk mengejarnya,” tutur Saerah (60), kakak kandung Safitri, Jumat (13/1/2023).
Menurutnya, adiknya merupakan gadis yang sehat dan cantik. Saat usinya masih 20 tahun atau pada 1995, Safitri pernah bekerja sebagai pekerja migran di Brunei Darusalam. Bahkan, karena kecantikannya, anak majikan tempatnya bekerja jatuh cinta pada Safitri dan ingin menikahinya.

Tolak Nikah sebelum Mengalami Gangguan Jiwa

Namun, lanjutnya, Safitri menolaknya karena merasa ada perbedaan status dan kekayaan di antara keduanya. “Safitri terus pulang dan sejak saat itu suka menangis sendiri, kadang tertawa sendiri,” ungkapnya. Sejak saat itu keluarganya berusaha mengobati Safitri hingga akhirnya berhasil sembuh. Lalu Safitri membuka warung sembako dan berjualan pakaian dengan uangnya sendiri hingga kemudian menikah dengan pemuda setempat.
Hanya saja, pernikahan itu kandas di tengah jalan. Safitri dan suaminya bercerai, tanpa kehadiran anak. Kesedihan yang dialami ternyata semakin bertambah, karena usaha yang dijalaninya juga bangkrut lantaran banyak pembeli yang berutang hingga menghabiskan modalnya. “Sejak saat itu Safitri sakit (gangguan jiwa, red) lagi,” sebutnya.
Menurut Saerah, keluarganya sudah berusaha mengobati Safitri, baik secara medis di rumah sakit jiwa maupun pengobatan non medis. Namun usaha itu tak membuahkan hasil hingga akhirnya Safitri dirawat sendiri oleh ibu kandungnya di rumah. Dan saat ibunya meninggal dunia pada tahun 2015, Saerah menggantikan peran mengurus adiknya itu. Padahal dia juga harus merawat tujuh orang anak kandungnya.

0 Komentar