TERANCAM KRISIS! Petani Jawa Barat Berkurang 5 Persen Tiap Tahun

PANEN RAYA. Wakil Gubernur Jawa Barat, Uu Ruzhanul Ulum mengakui petani Jawa Barat berkurang 5 persen tiap tahun. Itu disampaikan saat panen raya di Gegesik, Kabupaten Cirebon, Selasa (16/5/2023). FOTO: ANDRI WIGUNA FOR RAKCER.ID
PANEN RAYA. Wakil Gubernur Jawa Barat, Uu Ruzhanul Ulum mengakui petani Jawa Barat berkurang 5 persen tiap tahun. Itu disampaikan saat panen raya di Gegesik, Kabupaten Cirebon, Selasa (16/5/2023). FOTO: ANDRI WIGUNA FOR RAKCER.ID
0 Komentar

RAKCER.ID – Wakil Gubernur Jawa Barat, Uu Ruzhanul Ulum mengakui petani Jawa Barat berkurang 5 persen tiap tahun. Hal ini disampaikannya saat panen raya di Gegesik, Kabupaten Cirebon, Selasa (16/5/2023).

Karena pengurangan petani yang cukup signifikan, maka Jawa Barat kini sedang gencar mengoptimalkan potensi pertanian.

Hal ini bukan tanpa alasan, karena Jawa Barat sebagai salah satu lumbung padi nasional, punya peran penting menjaga stabilitas pangan nasional. Dan peran itu, ada di para petani.

Baca Juga:Bahas Kamtibmas dan Penyakit Masyarakat, Polres Indramayu Bersama Penyuluh Agama Kemenag BertemuCYCLING DE JABAR 2023: Cetak Bibit Unggul Atlet Balap Sepeda

Menurut Uu, pertanian menjadi sektor yang paling kokoh dan kuat dalam menghadapi berbagai krisis. Ia mencontohkan saat terjadi pandemi Covid-19, justru pertanian bisa bertahan dan tumbuh 7 persen. Sementara sektor-sektor lainnya rata-rata terpuruk diterjang krisis.

Selain itu, optimalisasi pertanian juga, sambung Uu, diharapkan bisa menahan laju inflasi daerah yang disebabkan karena mahal dan tidak terkendalinya harga pangan komiditi pertanian. Baik cabai, bawang merah maupun padi.

“Saya berterima kasih dan apresiasi kepada Irjen Kementan yang hari ini turun ke Jawa Barat untuk ikut serta mendorong masyarakat untuk bertani dan memberikan bantuan kepada para petani,” imbuhnya.

Wagub sendiri berharap regenerasi petani terus berlangsung. Ia pun meminta agar keluarga petani harus bisa melahirkan petani lagi. Sehingga generasi petani tidak habis.

“Kalau ada tiga anak, satu boleh jadi dokter, pengusaha dan anak satunya harus jadi petani. Sekarang tidak ada lagi petani yang usianya 20 tahunan, yang 30 tahunan pun sudah jarang,” paparnya.

Hal ini, karena profesi petani dilihat masih belum sebagai profesi yang menjanjikan. Karena lekat dengan stigma tidak sejahtera dan kemiskinan. Sehingga jarang sekali anak-anak muda yang mau terjun menjadi petani.

“Setiap tahunnya, jumlah petani turun sekitar 4-5 persen. Lahan-lahan pertanian di Jawa Barat juga semakin menyusut karena pembangunan. Dari awalnya sekitar 1,2 juta hektar, sekarang tinggal 900 hektar lebih saja,” katanya.

Baca Juga:Plh Gubernur Jabar Singgung Program Merdeka Belajar: Kebebasan Ada BatasnyaPerintah PDIP, Ono Surono Turun Nyaleg di Provinsi Jabar, Ada Apa?

Pemerintah sendiri menurut Uu, sudah melakukan berbagai upaya dari mulai mendukung program-program pertanian, membuat program petani milienial dan mendorong keberadaan sawah dilindungi melalui peraturan daerah.

“Arahan juga untuk para kepala daerah di Kabupaten dan kota agar benar-benar maksimal dalam melindungi lahan pertanian yang ada,” ungkapnya. (dri)

0 Komentar