RAKCER.ID –Â Pada Mei lalu, Google meluncurkan kecerdasan buatan generasi terbarunya yang disebut Med-PaLM 2. Kecerdasan Buatan tersebut tidak hanya akan digunakan untuk mendukung versi obrolan Bard yang baru dan lebih cerdas, tetapi Med-PaLM 2Â telah dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan khusus.
Kecerdasan buatan Med-PaLM 2 yang ditujukan untuk bidang medis, yang saat ini sedang diuji coba langsung di beberapa rumah sakit. Kecerdasan buatan Med-PaLM 2 ini memanfaatkan kecanggihan LLM Google, yang disesuaikan dengan bidang medis.
Kegunaan Kecerdasan Buatan Med – PaLM 2
Kecerdasan buatan Med- PaLM 2 ini digunakan untuk menjawab pertanyaan medis dengan lebih akurat dan aman. Dengan demikian, Med-PaLM 2 adalah LLM atau Large Language Models pertama yang mencapai kinerja tingkat uji “ahli” dan mencapai akurasi lebih dari 85%
Baca Juga:Spek Jawara! Vivo V23 Pro, Ponsel 4 Juta Rasa 10 JutaanLupakan ChatGPT! 5 Aplikasi Kecerdasan Buatan Dengan Data Realtime
Pada dataset MedQA dari pertanyaan USMLE, dan ini adalah sistem Kecerdasan buatan pertama yang dikenali dalam Dataset MedMCQA. hasil yang dicapai terdiri dari pertanyaan ujian AIIMS dan NEET India dengan skor 72,3%.
LLM khusus industri seperti Med-PaLM 2 adalah bagian dari keluarga baru teknologi AI generatif yang berpotensi meningkatkan pengalaman perawatan kesehatan secara signifikan.
Kecerdasan buatan Med – PaLM 2 tersebut diharapkan dapat bekerja sama dengan pihak rumah sakit untuk memahami bagaimana Med-PaLM 2 dapat dimanfaatkan untuk mengaktifkan percakapan yang kaya dan informatif.
Sehingga dapat menjawab pertanyaan medis yang kompleks, dan mengekstrak wawasan dari teks medis yang kompleks dan tidak terstruktur.
Menurut laporan Wall Street Journal, Med-PaLM 2 bahkan telah diuji di rumah sakit penelitian Mayo Clinic sejak bulan April lalu.
Model kecerdasan buatan ini dapat digunakan untuk menjawab berbagai pertanyaan dari dunia medis, dan Google percaya validitasnya jauh lebih baik daripada model AI lain yang lebih umum karena dilatih menggunakan bukti dari ahli medis.
Sebelumnya, para peneliti di Universitas Stanford melakukan penelitian untuk mengukur kemampuan ChatGPT saat digunakan dalam skenario medis. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa ChatGPT tidak cocok sebagai asisten dokter, setidaknya untuk sementara.
Baca Juga:Anti Gagal! 3 Cara Blur Chat di WhatsApp Agar Privasi TerjagaMurah Banget! Samsung Galaxy A04S Spek Gahar, Harga Terjangkau
Di sisi lain, Med-PaLM 2 jauh dari kata sempurna. Riset internal Google sendiri menunjukkan bahwa model AI ini juga cenderung memberikan informasi yang salah atau tidak relevan.