CIREBON, RAKCER.ID– Seorang orang tua murid melaporkan Akbar Sarosa, guru Pendidikan Agama Islam (PAI) di SMK Negeri 1 Taliwang, Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Awalnya, Akbar menegur murid-muridnya karena lalai menunaikan salat berjamaah.
Dia mengetahui laporan dari orang tua yang keberatan jika anak mereka dianiaya secara fisik.
Karena siswa tersebut menolak diminta mengikuti salat berjamaah yang sudah menjadi program sekolah, Akbar mengambil tindakan indisipliner.
Baca Juga:Usai Tiktok Shop, Kini Pedagang Tanah Abang juga Minta SHOPEE dan LAZADA DitutupMengenal Hamas dan Faktor Dibalik Konflik yang Melatarbelakangi Perang Palestina-Israel
Mustakim Patawari, Ketua Komite SMK Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) Taliwang 1, meminta agar Akbar Sarosa dibebaskan dari segala tuduhan di hadapan majelis hakim PN Sumbawa.
Akbarpun meminta doa kepada warga dalam video yang beredar luas tersebut agar perselisihan tersebut dapat diselesaikan.
Guru-guru asal Sumbawa Barat pun menggelar aksi di tengah jalan untuk mendukung Akbar.
Pembicara rapat umum juga mendesak penegak hukum untuk menyelidiki masalah ini secara terbuka.
“Pak Jaksa yang hari ini mengadili guru-guru yang hari ini dengan hukum yang mereka pahami akan mengadili seorang guru, kami juga sedang mengetuk hati Pak Jaksa, mohon pandanglah guru sebagai orang yang mempunyai jasa yang berjasa,” kata pemateri dalam acara tersebut.
Pak Akbar sarosa Dituntut denda sebesar 50 juta
Pengguna TikTok @deni_ali28 mengunggah cerita Akbar.
Dilansir dari Tribunnews.com, video yang menceritakan Akbar digugat Rp 50 juta karena menegur muridnya sudah ditonton lebih dari 1,3 juta orang.
Baca Juga:Lee Sang Yeob Umumkan akan Menikah dengan Non Selebriti Maret 2024 Mendatang5 Member PENTAGON Resmi Tinggalkan CUBE Entertainment, Isyarat akan Bubar?
“Orang tua siswa yang terkena disiplin karena menolak salat melaporkan Pak Akbar ke pihak berwajib. Saya harap Pak Akbar mendapat keadilan,” kata akun dalam video tersebut.
“Melihat keadaan Guru saat ini cukup memprihatinkan. Semuanya serba salah, lanjutnya pada caption video.
Kronologi pak akbar sarosa di laporkan ke polisi
Pada Selasa (26/9/2023), pihak sekolah meminta bantuan mesin buku, yang menjadi awal mula kejadian Akbar.
Salah satu gerbang dirobohkan agar mesin buku bisa masuk ke halaman sekolah.
Akbar teringat saat melihat beberapa pelajar berkeliaran di depan gerbang.
Selain itu, ada juga beberapa anak yang pulang tanpa izin atau membolos.