RAKYATCIREBON.ID, INDRAMAYU – Jejak beberapa tahun belakangan ini desa wisata atau wisata desa dengan beragam tema, kerap menjadi buah bibir wisatawan di berbagai daerah. Ada beberapa nama desa terpencil yang sebelumnya tak dikenal tetiba viral menjadi perhatian masyarakat karena keberhasilannya menyulap berbagai potensi desa menjadi obyek wisata yang menarik.
Gejala tersebut oleh Kuwu Desa Sliyeg Lor, Kecamatan Sliyeg, Indramayu, Jawa Barat, melalui gerakan kelompok tani mangga yang ada di desanya ditangkap sebagai peluang untuk membangkitkan kembali kejayaan nama besar Indramayu berjuluk Kota Mangga.
Walaupun kemunculannya terbilang baru. Sejak dicanangkan oleh Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga, Kabupaten Indramayu, beberapa pekan lalu, kawasan sentra mangga ini, menapaki babak baru yang dapat menyedot perhatian warga sekitar tertuju ke obyek wisata ini. Usianya belum seumur jagung, namun sudah mulai ramai dikunjungi warga sekitar.
Baca Juga:DLH Genjot Retribusi SampahImpian Tembus Pasar Global Terwujud
Pengunjungnya datang dari beragam usia, mulai dari anak-anak, remaja hingga orang tua. Mereka berbondong-bondong bertandang terutama disaat pagi hari dan sore hari ke kawasan agrowisata berjuluk Kampoeng Mangga tersebut. Saat ini, di lokasi yang baru dibuka sebagai kawasan wisata, memang, belum sepenuhnya ditata dengan lengkap.
Pencapaian tersebut, berkat tangan dingin Kuwu Desa Sliyeg Lor, Yunani (50) dalam mengembangkan potensi desanya. Ia berhasil menggugah kelompok tani mangga yang ada di desa itu, untuk mengembangkan kawasan budidaya mangga yang luasnya mencapai lebih kurang 62 hektar menjadi kawasan obyek wisata.
Menurut Kuwu Sliyeg Lor, Yunani, gagasan dibukanya lokasi perkebunan mangga tersebut sebagai kawasan tujuan wisata lahir dari keprihatinan nasib para petani mangga yang belum sepenuhnya bisa menikmati dengan layak hasil budidaya mangga.
“Rendahnya keuntungan bertani mangga diakui karena banyak faktor, seperti hama, harga yang tidak stabil, sehingga pendapatan petani cenderung menurun”, ujar Yunani.
Sementara itu menurut Ketua Kelompok Tani Mangga, Tahudin (45), salah satu meunculnya semangat untuk merubah kawasan budidaya mangga sebagai lokasi agrowisata ini, disamping dukungan ibu kuwu juga adanya semangat dari para petani untuk merubah nasib petani menjadi lebih baik. Merubah konotasi petani berdaki menjadi petani berdasi WA.