RAKYATCIREBON.ID – Aksi borong minyak goreng di sejumlah ritel di Majalengka oleh ibu rumah tangga terus berlanjut. Hampir semua minimarket kehabisan stok barang, dan di swalayan besar masih tersisa namun tetap diserbu konsumen.
Di semua minimarket Majalengka minyak goreng habis dalam hitungan jam, seusai ada pengumuman dari pemerintah harga minyak turun. Ibu rumah tangga langsung melakukan aksi borong dengan cara pulang pergi melakukan pembelian minyak. Hal itu untuk menyiasati aturan setiap konsumen tidak diperbolehkan melakukan pembelian dalam jumlah banyak.
“Disiasati pulang pergi beli minyak, bawa anak juga jadi sekali datang bisa empat liter,” kata seorang ibu rumah tangga.
Baca Juga:Wabup Letakan Pertama Pembangunan Madrasah IbtidaulPenyaluran BLT DD Langsung ke Rekening KPM
Di sebuah swalayan besar di Majalengka, rak minyak goreng terus kosong karena aksi borong konsumen. Penjaga rak terpaksa harus pulang pergi ke gudang mengisi barang agar konsumen bisa terlayani. Minyak kemasan tersebut tinggal tersedia beberapa merek saja.
Sementara harga minyak goreng di pasar tradisional masih tetap mahal mencapai Rp19.000 hingga Rp20.000 per kilogram. Pedagang di pasar tradisional tidak mau menurunkan harga jika harga pembelian tidak diganti pemerintah.
Selain minyak goreng curah, minyak kemasan juga ikut naik. Harga minyak goreng kemasan awalnya Rp13.000 per kilogram, kini menjadi Rp18.000 per kilogram.
Pengelola pasar Sindangkasih Cigasong, Supriadi mengaku tidak mengetahui secara pasti penyebab kenaikan harga minyak tersebut. Entah stok terbatas atau faktor lainnya yang menyebabkan kenaikan. “Enggak tau penyebabnya apa, cuma udah naik satu bulan terakhir ini,” jelasnya.
Pria yang sudah sejak 2007 berjualan sembako ini juga mengaku, akibat naiknya harga minyak goring cukup berpengaruh terhadap omset dagangannya. Biasanya dia bisa menjual 50 kilogram minyak per hari, namun saat ini hanya 20-30 kilogram per hari. “Pendapatan juga pasti turun, sekitar 10-20 persen,” jelas dia. (hsn)