RAKYATCIREBON.ID – Seorang pemilik warung di Kelurahan Cicenang Kecamatan Cigasong, Imas hanya menyediakan minyak curah di warungnya dengan harga Rp20 ribu per kg. Hal itu terjadi karena minyak goreng dalam kemasan sudah tidak tersedia di grosir pasar tempatnya berbelanja.
Kondisi yang sama juga terjadi di warung milik Inah di kelurahan Cijati Kecamatan Majalengka. Padahal mereka biasanya menyediakan minyak goreng kemasan biasa dengan isi 1 liter untuk memenuhi kebutuhan konsumen di sekitar rumahnya. Mereka berusaha mencari minyak kemasan ke sejumlah ritel, namun barang tidak tersedia dan penjaga gerai mengatakan barang habis.
“Membeli ke toko swalayan tidak pernah ada, katanya habis. Ketika datang kembali untuk membeli minyak, ternyata kosong dan penjaga mengatakan akan ada pasokan. Namun ketika pasokan ada langsung berebut dan tetap tidak kebagian. Sekarang membeli minyak goreng curah yang terpenting konsumen bia dilayani. Daripada harga murah barangnya tidak ada, mending harga mahal barangnya ada,” ungkap Imas.
Baca Juga:Gubernur Minta Warga Waspada OmicronGubernur Kunjungi Kuningan Command Center
Sejumlah pedagang kelontong di pasar tradisional di Kabupaten Majalengka hingga kini mengaku belum mendapatkan pasokan minyak goreng kemasan, setelah ada harga baru yang ditetapkan pemerintah. Padahal minyak kemasan lama telah ditarik pihak distriburor. Untuk memenuhi kebutuhan konsumen, para pedagang kini menjual minyak curah dengan harga Rp19.500 per kg.
Didi, pedagang grosir di pasar Cigasong mengungkapkan, sejak ada penurunan harga minyak goreng kemasan premium menjadi Rp14.000 dari pemerintah, pasokan minyak goreng curah juga sangat terbatas. Jika dalam seminggu biasanya dipasok dua kali sebanyak 6 drum masing-masing berisi 180 liter, kini turun menjadi lima drum.
Untuk minyak kemasan, distributor telah menarik barang sejak beberapa hari yang lalu dan kini belum memasok kembali. Padahal dirinya sudah diminta daftar pesanan dan telah mengisi pesanan sesuai kebutuah di tokonya. “Pesanan sudah diminta tapi barang belum juga datang,” ungkapnya.
Sejak dilakukan penarikan barang, di kiosnya kini hanya menjual minyak curah untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Apalagi masih banyak konsumen yang membeli minyak curah di pasar walaupun harga belum disesuaikan.