RAKYATCIREBON.ID – Kelangkaan minyak goreng masih terjadi di beberapa wilayah di Kabupaten Cirebon. Kondisi ini membuat panik emak-emak. Wakil Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Cirebon, Drs H Ridwan MPdI mengaku belum lama ini, telah melakukan inspeksi mendadak (Sidak) ke sejumlah pasar. Hasilnya, memang mengalami kelangkaan.
“Memang kelangkaan minyak goreng terjadi di semua wilayah. Kondisi ini pun sudah disikapi legislatif dan eksekutif. Beberapa waktu lalu, kita ngecek ke lapangan. Baik di agen minyak goreng di depan pasar Pasalaran maupun di gudang ritail minimarket di Desa Kejuden, Kecamatan Depok,” katanya.
Memang, ada fenomena menarik. Usai menggelar sidak, ternyata kelangkaan terjadi, karena adanya panic buying dari masyarakat.
Baca Juga:KDRT Tidak Dibenarkan, Apapun AlasannyaPecah Ban, Truk Pengangkut Beton Ludes Terbakar
“Setelah kami cek di gudang minimarket. Pengiriman dari distributor supplier ke Alfamart itu standar. Stabil. Stok sesuai rutinitas pengiriman. Tidak ada penimbunan barang. Hanya saja di masyarakat terjadi sebuah pembelian yang luar biasa. Bahkan selama satu minggu terjadi pengiriman sampai dua kali. Dan ketika didistribusikan ke minimarket hanya hitungan jam (dua jam, red) langsung ludes,” ungkapnya.
Pihaknya mengimbau kepada pihak Alfamart untuk ikut membantu pemerintah, agar tidak terjadi pembelian minyak goreng secara berlebihan. Misalnya, membatasi pembelian minyak goreng kepada konsumen, agar semua bisa kebagian. Karena Alfamart sudah menjual minyak goreng sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET) yang telah ditetapkan oleh pemerintah pusat. Rp14 ribu per liter. Sehingga, ketika sampai di eceran atau ritail langsung habis.
Politisi PKS itu menegaskan, HET itu hanya berlaku bagi minyak goreng kemasan. Dilapangan kerap terjadi perbedaan yang cukup jauh, antara minyak kemasan dengan minyak curah. Persoalannya, karena barangnya langka.
Oleh karena itu, pihaknya menekankan kepada pemerintah daerah melalui Dinas Perdagangan dan Perindustrian untuk koordinasi dengan provinsi dan Bulog melakukan operasi pasar, di 9 titik pasar tradisional. Sehingga tidak membuat kegamangan di masyarakat.
“Operasi pasar ini terutama untuk harga minyak curah. Karena harganya tembus Rp18.500 per kilo. Jangan sampai minyak goreng dipasaran kosong dan harga mahal, terjadi gejolak di masyarakat,” pungkasnya. (zen)