RAKCER.ID – Jalan rusak di Kota Cirebon, belakangan ini intens dikeluhkan oleh masyarakat. Terlebih karena musim penghujan yang kerap menyisakan lubang-lubang jalan baru. Termasuk di jalan-jalan protokol.
Menghadapi kondisi jalan dan berbagai keluhan tersebut, Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTR) Kota Cirebon pun tak tinggal diam. Pemeliharaan jalan terus dilakukan, meskipun dengan sistem tambal sulam.
Subkoordinator Preservasi Jalan dan Jembatan Bidang Bina Marga, Slamet Riyadi Umar mengakui, selain faktor alam, musim penghujan yang terus menimbulkan kerusakan jalan, faktor anggaran, yang terbilang minim pun menjadi penyebab pemeliharaan kurang maksimal.
Baca Juga:Anggota Fraksi PAN Kota Cirebon Meninggal, Ini Sosok Penggantinya yang akan Melenggang ke Gedung DPRDCara Rupbasan Cirebon Perkuat Mental Pengelola Barang Sitaan Negara, Salah Satunya Reborn Ruqyah
Disebutkan Slamet, Sub Koordinator yang dibawahinya, memiliki dua sektor pekerjaan yang bersifat pemeliharaan. Yakni jalan dan jembatan. Untuk dua sektor kerja tersebut, dialokasikan anggaran hanya sekitar Rp1 miliar.
Dengan nilai alokasi masing-masing Rp700 juta untuk pemeliharaan jalan sepanjang 159,172 kilometer, jalan yang berstatus jalan kelas Kota Cirebon. Sementara sisanya, Rp300 juta, dialokasikan untuk pemeliharaan jembatan-jembatan.
“Menurut saya anggaran pemeliharaan terlalu minim. Untuk anggaran pemeliharaan jalan kelas kota, sepanjang 159,172 KM hanya 700 juta satu tahun. Termasuk tenaga honor harian lepas dan non ASN sekitar 3 sampai 4 orang. Jumlah anggaran untuk seksi saya memang ada satu miliar. Tapi dibagi dua, 300 juta pemeliharaan jembatan,” jelas Slamet.
Maka dari itu, dengan anggaran yang ada tersebut, dalam pemeliharaan jalan, pihaknya menetapkan beberapa kriteria yang menjadi skala prioritas.
Di antaranya, pemeliharaan jalan diprioritaskan untuk lubang jalan yang dalam. Bahkan, kata Slamet, ada yang lubangnya sampai sedalam 20 sentimeter.
Kemudian, yang juga menjadi prioritas, adalah lubang-lubang jalan di jalan protokol, serta lubang yang berada di tengah-tengah jalan dan membahayakan.
“Kita tetapkan skala prioritas perbaikan. Yakni jalan lubang dalam, jalan protokol, dan lubang yang ada di tengah jalan. Jalan protokol masih ada yang harus diperbaiki, seperti jalan jalan di Cipto MK, di pinggir-pinggir, depan hotel Cordela, di Jalan Ciremai Raya, Jalan Garuda, Jalan Sutawinangun. Di Jalan Siliwangi dan Kartini sedikit-sedikit masih ada,” ujar Slamet.