RAKCER.ID – Pemerintah, Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah (akan) sepakat mengawali bulan Ramadhan tahun ini. Kondisi hilal akhir Sya’ban.
Ketinggian hilal dan sudut elongasi di akhir bulan sya’ban (hari ke-29) yang bertepatan dengan hari Rabu, 22 Maret 2023 M.
Sebagai contoh untuk wilayah Cirebon dengan Markaz Hisab, Masjid Al-Jami’ah IAIN Syekh Nurjati Cirebon maka diperoleh data hisabnya sebagai berikut: ketinggian hilal mari’i sebesar 080 12’ 26” dan sudut elongasi (geosentrik) sebesar 100 11’ 40”.
Baca Juga:Referensi Sate Taichan Enak di Cirebon, Cobain Sate OshinBeli Motor Listrik, Bonus Kuota Internet 6 Bulan
Dosen Ilmu Falak IAIN Cirebon, Akhmad Nadirin MH mengatakan, awal Ramadhan akan sama berdasar data hisab mengenai kondisi hilal tersebut, maka akan terpenuhi semua persyaratan kriteria penentuan awal bula kamariah baik menggunakan kriteria wujudul hilal yang digunakan oleh Muhammadiyah maupun kriteria imkanur rukyah MABIMS yang diadopsi oleh Pemerintah dan Nahdlatul Ulama (NU).
Kondisi hilal dalam perspektif kriteria wujudul hilal telah terpenuhi semua syaratnya karena ijtimak telah terjadi sebelum ghurub yaitu pada pukul 00:23:27.90, dan hilal di atas ufuk saat matahari terbenam.
Sedangkan kondisi hilal dalam perspektif NU dan Pemerintah yang menggunakan kriteria imkanur rukyah MABIMS diperoleh bahwa ketinggian hilal berkisar 060 52’ 41” – 090 09’ 05” yang sudah melebihi syarat minimal yaitu 30. Sedangkan sudut elongasi berkisar antara 090 33’ 11” – 100 40’ 27”, lebih besar dari syarat minimal yaitu 6,40.
Berdasarkan kondisi hilal dan terpenuhinya persyaratan kondisi hilal menurut kriteria wujudul hilal dan imaknur rukyah MABIMS, kemungkinan besar awal Ramadhan antara Nahdlatul Ulama (NU), Pemerintah dan Muhammadiyah (akan) sama pada keesokan harinya yaitu hari Kamis tanggal 23 Maret 2023 M.
“Semoga kebersmaan memulai bulan suci Ramadhan tahun ini membawa keberkahan, kebaikan serta persatuan umat Islam di Indonesia dan seluruh dunia. Aamiin ya robbal ‘alamiin.
Marhaban ya Ramadhan,” katanya. (*)