RAKCER.ID – Bandung memiliki beragam wisata dari sejarah, budaya hingga kulinernya. Tak kalah menarik yakni sejarah besar yang ada didalamnya.
Seperti salah satunya disebuah desa yang berada di Bandung yakni Cililin tepatnya di Bandung Barat.
Sejarah Besar yang menghiasi Cililin yakni terkait perlintasan perkebunan kopi dan instalasi radio nirkabel pada masa Hindia Belanda.
Baca Juga:Objek Wisata Curug Citambur, Sudah Ada Sejak Masa Pemerintahan BelandaObjek Wisata Curug Jompong, Sejarah Geologi Bandung
Berikut Sejarah Besar di Cililin Bandung
Perang Dunia Pertama menyebabkan Belanda memutuskan untuk membuat instalasi radio nirkabel di Hindia Belanda. Sebelumnya, hubungan komunikasi antara kedua kawasan sangat terganggu karena koneksi mereka melewati jaringan telegraf yang dikuasai Inggris.
Koneksi telegraf ini sering terganggu dan lambat karena kiriman tidak menjadi prioritas bagi Inggris selama perang.
Belanda ingin membuat jaringan telekomunikasi yang tidak bergantung pada kabel telegraf yang rentan terganggu, terutama selama perang.
Pada sekitar tahun 1916, pemerintah Belanda melakukan kerjasama dengan perusahaan Telefunken untuk mewujudkan keinginan tersebut. Mereka melakukan percobaan pengiriman sinyal radio antara stasiun di Jerman dan Hindia Belanda.
Dari percobaan tersebut, Telefunken berhasil mengirim sinyal dari stasiun radio di Nauen ke Stasiun Sabang.
Hal ini menjadi tonggak awal pembangunan instalasi radio nirkabel di Hindia Belanda dan membuka jalan bagi pengembangan teknologi komunikasi di wilayah tersebut.
Salah satu contoh dari instalasi radio nirkabel tersebut adalah “radio-huisje” di Meent yang dijelaskan oleh Van der Woude dalam artikelnya.
Baca Juga:3 Rekomendasi Objek Wisata di Kuningan, Diantaranya Terdapat Taman WisataObjek Wisata di Jawa Tengah, Keindahan Gunung Merbabu 2023
Setelah berhasil memasang mesin pemancar Telenfunken di negeri koloni, pemerintah Belanda dikejutkan oleh ketidakminatan Dr. de Groot terhadap mesin tersebut. Dr. de Groot lebih memilih lampu pemancar Poulsen yang ia bawa dari Amerika Serikat karena memiliki spesifikasi yang ia butuhkan dan dianggap lebih cocok untuk keperluan militer di masa perang.
Lampu pemancar ini akhirnya diinstall di stasiun radio sementara di Gunung Malabar pada pertengahan tahun 1917. Mesin pemancar Telefunken akhirnya dipasang di kaki sebuah gunung di Cililin pada tanggal 1 Agustus 1918, meskipun tempat tersebut terpencil dan jauh dari keramaian.
Stasiun radio Cililin sendiri berada sekitar 30 km dari pusat Kota Bandung dan dapat dicapai dari Bandung melalui Cimindi dan Curug Jompong sungai Ci Tarum di daerah Cipatik dalam waktu sekitar setengah jam.