“Sebab coattail effect atau efek ekor jas, hasil yang diraih dengan melibatkan tokoh tersohor menjadi penting dalam permainan ini,” katanya.
Artinya, sambung dia, peta dan aturan main dalam perhelatan kontestasi pemilu mendatang harus jelas dulu, baru bisa memainkan strateginya seperti apa.
“Jadi, setel kendor saja dulu, keep calm and enjoy your life (tetap tenang dan nikmati hidupmu, red) sambil menyaksikan dinamika politik Kabupaten Cirebon,” paparnya.
Baca Juga:Tekan Kemiskinan Lewat Pendidikan, Disdik Kabupaten Cirebon Target Tak Ada Siswa DOWarga Ngeluh Lampu Merah Talun Kabupaten Cirebon Lama Mati, Dibiarkan Tak Ada Perbaikan
Sebagai informasi, belakangan ini internal PKB Kabupaten Cirebon bergejolak. Sebab, ada 4 incumbent anggota legislatif diposisikan di nomor urut 4, 4, 5 dan 6. Sedangkan 3 incumbent lainnya di posisi nomor urut 1 dan 1 incumbent di posisi nomor urut 2.
Hingga akhirnya menimbulkan spekulasi di tataran internal PKB. Dugaannya ada praktik jual beli nomor urut bacaleg. Sebab mayoritas dapil untuk nomor urut 1, 2 dan 3 ditempati kader-kader baru. Beberapa incumbent dua periode yang juga kader senior pun tergilas oleh mereka.
Sebelumnya, kader senior PKB Kabupaten Cirebon, Rachmat Hidayat menanggapi pernyataan Ketua Lembaga Pemenangan Pemilu (LPP) DPC PKB, Zaenal Muttaqin yang menyebut isu itu, sengaja dihembuskan untuk menghancurkan citra PKB dari dalam. Rachmat pun akhirnya mendesak agar dibentuk tim investigasi.
Tak hanya itu, ia juga mengingatkan agar Zaenal Muttaqin belajar lagi. Sebab jawaban yang disampaikan tidak mengarah pada penyelesaian masalah.
Faktanya, kekacauan di internal partai, sudah berimbas dengan mundurnya beberapa kader potensial hingga berganti baju, menjadi bacaleg partai lain. (*)