RAKCER.ID – DUNIA telah memasuki era globlalisasi. Era globalisasi yang terhubung, menyebabkan batasan geografis tidak lagi menjadi hambatan dalam melakukan aktivitas.
Komunikasi secara virtual bukan lagi menjadi hal baru. Setiap individu dapat dengan mudah bertukar informasi secara real-time. Untuk mengenal budaya yang berbeda, juga seseorang tidak perlu lagi mendatangi tempat tersebut. Tapi dapat dilakukan, salah satunya dengan mengakses informasi dari internet. Selanjutnya, di bidang ekonomi, perdagangan bebas juga menyebabkan terciptanya jaringan global yang kompleks.
Dalam konteks pendidikan, era globalisasi yang terhubung membutuhkan perubahan paradigma dan pendekatan dalam pembelajaran. Pendidikan perlu mempersiapkan peserta didik untuk menghadapi tantangan dan menciptakan peluang dalam masyarakat yang semakin terhubung secara global.
Baca Juga:Sukses Desain Masjid Raya Islamic Center Jatim, Ridwan Kamil Raih Penghargaan Jer Basuki Mawa BeyaMANTAP ! 3 Ruas Tol Baru di Jawa Barat Siap Tampung Pemudik
Pendidikan multikultural, pemahaman tentang keragaman budaya, literasi digital, dan pemahaman tentang isu-isu global menjadi hal yang penting untuk dipertimbangkan dalam mempersiapkan peserta didik untuk berperan aktif di dunia yang global.
Pendidikan multikultural merupakan bentuk adaptasi sistem pendidikan untuk mengakomodasi keberagaman budaya, suku, ras, agama, dan latar belakang peserta didik. Pendidikan multikultural bertujuan agar lingkungan pembelajaran yang melibatkan peserta didik dengan latar belakang berbeda, dapat memperkaya pengalaman belajar peserta didik. Bukan memunculkan hambatan ataupun perpecahan.
Melalui pendidikan multikultural, peserta didik dapat mempelajari budaya, adat istiadat, bahasa, dan nilai-nilai yang berbeda. Pendidikan multikultural diharapkan membuka mata peserta didik terhadap kompleksitas dunia dan membantu mereka mengembangkan rasa empati, pengertian, menghormati, dan menghargai perbedaan yang ada.
Dalam menanamkan pendidikan multikultural, maka guru sebagai orang yang berhubungan langsung dengan peserta didik dari berbagai latar belakang budaya, perlu mengintegrasikan pendekatan multikultural ke dalam proses pembelajaran.
Guru perlu menggunakan ilmu pedagogis agar dapat memasukkan materi dan menggunakan sumber daya yang mencerminkan keberagaman budaya, sejarah, tradisi, dan pengalaman. Tidak hanya yang berasal dari Indonesia, tapi juga dari negara lain. Ke dalam pembelajaran, sehingga terbentuk sikap yang inklusif, toleran, dan menghargai perbedaan dalam diri peserta didik.
Guru juga perlu mendorong dialog dan kolaborasi antara peserta didik yang memiliki latar belakang budaya berbeda, sehingga peserta didik dapat mengembangkan kemampuan komunikasi dan sosial dalam masyarakat yang global.