RAKCER.ID – Setiap menjelang musim panen di masa giling perdana, petani tebu di Kabupaten Majalengka menggelar ritual prosesi tata cara menebang tebu. Tradisi ini dikenal dengan sebutan tebang tebu pengantin.
Secara simbolis tebang tebu pengantin dilakukan oleh kepala desa atau perwakilan dari pabrik gula, serta petugas dari Dinas Pertanian Majalengka.
Setelah prosesi tebang tebu pengantin, tebu yang sudah ditebang ini diarak menuju kantor BUMDes dan nantinya dikumpulkan sebagai tebu pertama yang akan digiling.
Baca Juga:Bupati: Tahun 2015 Pemkab Kurang Cerdas, Alasan Asrama Haji Gagal Dibangun di MajalengkaHerman Khaeron Dorong Kemitraan Petani Tebu dengan PG Rajawali II
Ketua BUMDes Sumber Kulon Kecamatan Jatitujuh, Rawi menjelaskan bahwa prosesi tersebut sudah menjadi tradisi turun temurun yang selalu dilestarikan oleh warga Desa Sumber Kulon.
Setiap menyambut panen raya tebu, kata dia, setiap kelompok petani tebu harus mengumpulkan tebu pengantin yang kemudian akan digiling perdana pada musim giling.
“Tradisi ini sudah menjadi tradisi adat budaya warga Desa Sumber Kulon dan petani tebu di Kecamatan Jatitujuh yang selalu digelar setiap tahun,” ujar Rawi yang juga merupakan ketua kelompok petani tebu kemitraan Pabrik Gula Jatitujuh ini, Selasa 30 Mei 2023.
Kepala Desa Sumber Kulon, Kibagus Wardilah menambahkan, selain menggelar ritual tebu pengantin, para petani tebu yang tergabung dalam petani tebu kemitraan Pabrik Gula Jatitujuh ini berdoa bersama dan makan bersama agar di masa panen tebu mendapatkan hasil yang melimpah.
“Makna yang terkandung dalam tradisi tebang tebu pengantin ini diharapkan agar para petani tebu mendapat keberkahan, sehingga hasil panen tebunya melimpah,” jelasnya.
Kibagus menyebut sedikitnya ada 199 petani tebu di daerahnya yang telah tergabung dalam kemitraan Pabrik Gula Jatitujuh dan menggarap 3.000 hektare lahan tebu.
Sementara itu, General Manager Pabrik Gula Jatitujuh, Wisri Mostofa mengatakan bahwa untuk masa giling tahun ini ditargetkan bisa mencapai sekitar 425.000 ton gula dengan rendemen tebu.
Baca Juga:Kuwu Setuju Dana Desa Jadi Rp5 Miliar, Usulan Muhaimin Iskandar Dinilai RasionalEmbarkasi Haji Banyak Kekurangan, DPR Khawatir Membebani APBN Jika Dikelola UPT
“Rata-rata sekitar 7,5 dengan jumlah areal tebu sebanyak 7.500 hektare dengan masa giling sekitar 148 hari dari bulan Juni hingga bulan Oktober 2023 dengan jumlah total petani tebu sebanyak 4.000,” ungkap Wisri di sela menyaksikan ritual tradisi tebu pengantin di Jatitujuh, Kabupaten Majalengka. (hsn)