BANDUNG, RAKCER.ID – Jawa Barat kaya akan warisan budaya, salah satunya terdapat dalam bentuk rumah adat Badak Heuay, sebuah jenis rumah tradisional suku Sunda.
Nama “Badak” mengacu pada jenis hewan, sementara “Heuay” dalam bahasa Sunda memiliki makna menguap.
Oleh karena itu, Badak Heuay dapat diartikan sebagai gambaran seekor badak yang sedang menguap.
Baca Juga:Rumah Adat Jawa Tengah yang Biasa Ditemui serta PenjelasannyaFilm Bioskop Desember 2023 yang Bisa Ditonton Bersama Ayang!
Menurut informasi dari Sundapedia, bentuk atap rumah adat Badak Heuay menonjol ke belakang dan ke depan, dengan ujung atas atap bagian belakang menonjol ke atas dan menyambung ke depan membentuk sorondoy.
Dalam hal ini, sambungan antara bagian atas atap depan dan belakang tidak simetris, karena ujung atas atap belakang lebih tinggi dibandingkan dengan ujung atas atap bagian depan.
Bentuk suhunan rumah Badak Heuay ini memiliki kemiripan dengan suhunan tagog anjing, meskipun perbedaannya terletak pada atap tagog anjing yang menyambung di bagian ujung atas atap depan dan belakang.
Rumah adat Badak Heuay dinilai mirip dengan mulut seekor badak yang sedang menguap, sering kali terbuka atau menganga.
Sumber Ruang Arsitek menyebutkan bahwa Imah Badak Heuay juga memiliki atap kecil yang berfungsi melindungi area teras di bagian depan rumah.
Pada teras, terdapat kursi yang digunakan untuk menerima tamu laki-laki. Imah Badak Heuay umumnya dapat ditemui di Sukabumi, dan hingga kini, banyak masyarakat yang memilih membangun rumah dengan atap mirip Imah Badak Heuay.
Selain Rumah adat Badak Heuay, terdapat juga berbagai bentuk atap rumah adat Sunda lainnya seperti parahu kumereb, julang ngapak, tagog anjing, capit gunting, dan suhunan jolopong atau suhunan panjang.
Baca Juga:Terjadi Drama 8 Gol pada Hasil Chelsea vs Manchester City di Premier League 2023/2024Hasil Liverpool vs Brentford di Premier League 2023: Liverpool Hentikan Tren Negatifnya
Filosofi Rumah Adat Badak Heuay
Rumah Tradisional Badak Heuay merupakan refleksi dari adaptasi masyarakat Sunda terhadap kondisi sosial dan lingkungan sekitarnya. Desain rumah tradisional ini erat terintegrasi dengan alam.
Struktur rumah ini terbagi menjadi tiga bagian, mencerminkan sistem kosmologi alam semesta yang melibatkan ambu luhur, ambu tengah, dan ambu handap.
Ambu luhur (atap rumah) menggambarkan posisi yang tinggi, agung, mulia, dan penuh kehormatan, sering dianggap sebagai tempat tinggal para dewa.