CIREBON,RAKCER.ID – Perusahaan Hiburan di APJ Cari Ketangkasan Cloud, Akamai Technologies merilis sebuah studi baru yang mengkaji tren di balik penggunaan teknologi cloud oleh industri Media dan Hiburan (M&E).
Studi yang ditugaskan oleh Akamai dan dilaksanakan oleh Forrester Consulting melibatkan 225 responden dari bisnis M&E di seluruh dunia.
Sebagian besar responden memiliki pengaruh atau otoritas dalam pengambilan keputusan final terkait arsitektur streaming dan/atau alur kerja cloud di perusahaan mereka.
Baca Juga:Begini Cara Klaim Asuransi untuk Mobil yang Tertimpa PohonSUV Listrik MG ZS EV Dirakit di Cikarang Mulai 2025 Mendatang
Simak Ulasan Lengkap Tentang Perusahaan Hiburan di APJ Cari Ketangkasan Cloud
Hasilnya menunjukkan bahwa 77% bisnis M&E di APJ (Asia-Pasifik dan Jepang) mempertimbangkan untuk beralih dari penyedia cloud besar lawas ke pengaturan asli cloud yang lebih portabel, yang salah satunya disebabkan oleh tekanan biaya.
Bisnis M&E di APJ adalah para pengguna awal solusi cloud. Lebih dari 93% responden melaporkan keberhasilan mereka dalam menggunakan teknologi berbasis cloud, 21% menyatakan bahwa perjalanan cloud mereka berkembang lebih cepat dari harapan, sementara 54% di antaranya mengatakan kemajuan ini lebih cepat dari yang diperkirakan.
Pemanfaatan cloud ini didorong oleh tingginya ekspektasi pelanggan. Hal itu tercermin dari hasil survei yang dilakukan. Sebanyak 75% bisnis M&E di APJ mengatakan bahwa pengguna mereka mengharapkan tidak adanya waktu henti, jeda, atau kesalahan dalam pemutaran.
Sebanyak 46% bisnis M&E di APJ juga sangat setuju tekanan untuk bertransformasi secara digital dalam industri mereka jauh lebih besar dibandingkan industri lainnya. Angka ini adalah yang tertinggi di antara seluruh wilayah yang disurvei. Namun, studi ini menyoroti kekhawatiran seputar kemampuan infrastruktur cloud yang ada saat ini dalam mendukung pertumbuhan industri M&E di masa mendatang.
Meningkatnya biaya berdampak besar terhadap strategi cloud bisnis M&E di APJ. Di antara responden, 77% mempertimbangkan untuk beralih dari penyedia cloud tradisional karena tekanan biaya, sedangkan 67% melaporkan bahwa biaya merupakan faktor yang sulit untuk dikelola bisnis mereka dalam jangka panjang – maka dari itu mereka mempertimbangkan untuk menggabungkan beberapa penyedia cloud karena tekanan biaya.