CIREBON, RAKCER.ID – Menjelang tahun baru Imlek warga Tionghoa di seluruh negeri bersiap menyambutnya.
Selain menyiapkan hiasan dan pertunjukan khas, masyarakat juga menyiapkan berbagai makanan khas Imlek. Salah satu kuliner yang tak pernah terlewatkan saat perayaan Imlek adalah kue keranjang atau dalam bahasa Tionghoa disebut Nian Gao.
Kue keranjang dibuat dari beras ketan yang memiliki tekstur lengket dan manis. Keberadaan kue ini di setiap perayaan Imlek rupanya berkaitan dengan cerita legenda yang diyakini masyarakat Tionghoa.
Baca Juga:Nikmati keindahan Laut Cina Selatan dari Pantai Parai Tenggiri, Primadona Bangka Belitung4 Lautan yang Paling Menakutkan di Dunia, Nomor 3 Tempat Berkumpulnya Jin-Jin dari Berbagai Penjuru Bumi
Mulanya kue keranjang di ciptakan untuk mengerjai dewa dapur. Dikisahkan jika setiap akhir tahun dewa dapur akan menerima laporan kepada kaisar langit. Karena manusia tidak ingin Dewa Dapur berbicara buruk tentang mereka, mereka memberikan Nian Gao kepada dewa tersebut agar mulutnya menjadi lengket dan dia tidak dapat berbicara.
Legenda lain menyebutkan bahwa kue keranjang ditemukan 2.500 tahun yang lalu. Saat itu, banyak orang yang kelaparan karena perang. Untuk mendapatkan makanan, seorang jenderal bernama Wu Zixu memerintahkan rakyatnya untuk menggali batu pondasi tembok kota.
Dari kisah tersebut kemudian masyarakat menemukan bahwa pondasinya dibuat dengan menggunakan batu bata khusus dari tepung ketan. Karena makanan ini menyelamatkan banyak orang, batu bata ini disebut Nian Gao asli.
Alasan mengapa kue keranjang selalu hadir pada perayaan Imlek adalah karena kue ini melambangkan kehidupan yang lebih baik, kekayaan dan keberuntungan di tahun yang akan datang. (*)
Simak berita dan artikel menarik lainnya di Google News.