CIREBON,RAKCEER.ID – Saat terjadi gempa, langkah awal yang harus diambil adalah tetap tenang dan mencari perlindungan.
Jika berada di dalam ruangan, cari tempat berlindung di bawah meja atau benda kokoh untuk melindungi diri dari benda jatuh. Hindari berada dekat jendela dan kaca.
Jika di luar ruangan, jauhkan diri dari bangunan, pohon, dan kabel listrik, dan cari area terbuka.
Baca Juga:Kru dan Pemeran “Aquaman and the Lost Kingdom”: Menghadirkan Kekuatan Bawah Laut"Aquaman and the Lost Kingdom": Tanggal Rilis dan Apa yang Dapat Diharapkan
Bagi yang sedang mengemudi, berhentilah di tempat aman dan tetap di dalam mobil hingga guncangan berhenti. Selalu dengarkan informasi terbaru untuk mendapatkan petunjuk lebih lanjut.
Pembahasan mengenai potensi gempa di zona Megathrust Selat Sunda dan Mentawai-Siberut sebenarnya bukanlah hal baru, sudah lama, bahkan sudah ada sejak sebelum terjadi Gempa dan Tsunami Aceh 2004.
Munculnya kembali pembahasan potensi gempa di zona megathrust saat ini bukanlah bentuk peringatan dini (warning) yang seolah-olah dalam waktu dekat akan segera terjadi gempa besar. Tidak demikian.
Simak Ulasan Lengkap Tentang Info Terbaru Gempa di Selat Sunda dan Mentawai sampai Siberut
Kita hanya mengingatkan kembali keberadaan Zona Megathrust Selat Sunda dan Mentawai-Siberut sebagai sebuah potensi yang diduga oleh para ahli sebagai zona kekosongan gempa besar (seismic gap) yang sudah berlangsung selama ratusan tahun.
Seismic gap ini memang harus kita waspadai karena dapat melepaskan energi gempa signifikan yang dapat terjadi sewaktu-waktu.
Munculnya kembali pembahasan potensi gempa di zona Megathrust Selat Sunda dan Mentawai-Siberut, sebenarnya tidak ada kaitannya secara langsung dengan peristiwa gempa kuat M7,1 yang berpusat di Tunjaman Nankai dan mengguncang Prefektur Miyazaki Jepang.
Menariknya, gempa yang memicu tsunami kecil pada 8 Agustus 2024 beberapa hari lalu mampu menciptakan kekhawatiran bagi para ilmuwan, pejabat negara dan publik di Jepang akan potensi terjadinya gempa dahsyat di Megathrust Nankai.
Baca Juga:Johann Zarco ‘Senang’ Mendapatkan Poin Tapi ‘Sedih’ Dengan Kekurangan Performa Honda yang BerlanjutMichelin: “Mayoritas pembalap” menyukai ban depan MotoGP 2025
Peristiwa semacam ini menjadi merupakan momen yang tepat untuk mengingatkan kita di Indonesia akan potensi gempa di zona seismic gap Selat Sunda dan Mentawai-Siberut.
Sejarah mencatat, gempa besar terakhir di Tunjaman Nankai terjadi pada 1946 (usia seismic gap 78 tahun), sedangkan gempa besar terakhir di Selat Sunda terjadi pada 1757 (usia seismic gap 267 tahun) dan gempa besar terakhir di Mentawai-Siberut terjadi pada 1797 (usia seismic gap 227 tahun).