CIREBON,RAKCER.ID – Pencopotan Gus Miftah dari jabatannya sebagai Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama telah menjadi sorotan publik dalam beberapa hari terakhir.
Petisi ini muncul sebagai respons terhadap pernyataan kontroversial Gus Miftah yang dianggap menghina seorang pedagang es teh dalam sebuah video yang viral di media sosial.
Video tersebut menunjukkan Gus Miftah mengeluarkan kata-kata yang dianggap merendahkan, termasuk ucapan “goblok,” yang memicu kemarahan di kalangan masyarakat.
Simak Ulasan Lengkap Tentang Pencopotan Gus Miftah
Latar Belakang Kontroversi
Baca Juga:Kontroversi yang Mengiringi Pengunduran diri Gus MiftahIni Alasan Pengunduran diri Gus Miftah Seorang Pendakwah Terkenal di Indonesia
Kontroversi ini bermula saat Gus Miftah memberikan ceramah di sebuah pondok pesantren di Magelang, Jawa Tengah.
Dalam ceramah tersebut, ia mengolok-olok seorang pedagang es teh, yang kemudian menjadi viral di berbagai platform media sosial.
Reaksi masyarakat sangat beragam, mulai dari kritik pedas di media sosial hingga desakan resmi untuk mencopot Gus Miftah dari jabatannya.
Banyak yang merasa bahwa sebagai seorang tokoh agama dan Utusan Khusus Presiden, Gus Miftah seharusnya lebih berhati-hati dalam berucap.
Petisi di Change.org
Petisi yang berjudul “Copot Gus Miftah dari Jabatan Utusan Presiden” muncul di platform Change.org dan dengan cepat mengumpulkan ribuan tanda tangan.
Dalam waktu singkat, petisi ini berhasil mendapatkan lebih dari 40.000 tanda tangan, menunjukkan ketidakpuasan masyarakat terhadap sikap Gus Miftah.
Dika Prakasa, penggagas petisi, menegaskan bahwa pernyataan Gus Miftah tidak mencerminkan nilai-nilai toleransi yang seharusnya dijunjung oleh seorang tokoh publik.
Baca Juga:Pengakuan Felicia Tissue soal Hubungannya dengan Kaesang PangarepIntip Karier Musik Park Minjae yang Selalu Menginspirasi Banyak Orang
Ia menekankan bahwa tindakan Gus Miftah adalah gambaran karakter yang tidak layak untuk posisi strategis tersebut.
Reaksi Publik dan Tokoh Lain
Banyak tokoh publik dan aktivis yang angkat bicara mengenai masalah ini. Aktivis perempuan, Kalis Mardiasih, misalnya, menyatakan bahwa Gus Miftah tidak layak memegang jabatan tersebut karena pernyataannya menunjukkan kurangnya penghormatan terhadap martabat manusia.
Selain itu, anggota DPR RI, Jazilul Fawaid, juga memberikan tanggapan, menekankan pentingnya kebebasan masyarakat dalam menyampaikan pandangan, termasuk tuntutan untuk pencopotan.
Permohonan Maaf Gus Miftah
Dalam menghadapi kritik yang terus mengalir, Gus Miftah akhirnya menyampaikan permohonan maaf kepada publik.