Bangkrut! Raksasa Nikel PT GNI Kolaps, Nasib Ribuan Pekerja Terancam?

Bangkrut! Raksasa Nikel PT GNI Kolaps, Nasib Ribuan Pekerja Terancam?
PT GNI Raksasa Nikel. Foto: Pinterest/rakcer.id
0 Komentar

Sebagai upaya menstabilkan harga nikel, APNI mengusulkan kepada pemerintah untuk menerapkan moratorium smelter. Namun, alih-alih membatasi jumlah fasilitas pemurnian, jumlah smelter justru terus bertambah.

Hingga saat ini, tercatat terdapat sekitar 49 smelter nikel berbasis teknologi Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF) dan enam smelter dengan teknologi High Pressure Acid Leaching (HPAL), serta 36 proyek smelter RKEF dan enam proyek HPAL yang masih dalam tahap konstruksi.

Terkait dengan kabar penutupan GNI, Wakil Menteri Perindustrian Faisol Riza menjelaskan bahwa masalah tersebut berasal dari kondisi ekonomi di negara asal induk perusahaan.

Baca Juga:Simbol Pembungkaman! Pejabat Istana Malah Suruh Masak Kepala Babi untuk Jurnalis TempoKabar Terbaru! Jadwal Terbaru Penukaran Uang Baru BI 2025

Meskipun demikian, ia tidak memberikan komentar lebih lanjut mengenai kelangsungan usaha dan nasib tenaga kerja di PT GNI, mengingat perusahaan masih beroperasi dan sedang dalam proses transisi manajemen, yang kemungkinan melibatkan pengambilalihan oleh pihak lain.

Dalam pernyataan resmi yang dirilis di laman perusahaan, PT GNI menegaskan bahwa operasional mereka masih berjalan, meskipun tengah mengalami perubahan manajemen guna memperkuat struktur perusahaan dalam menghadapi tantangan industri.

Perusahaan juga meminta maaf atas ketidaknyamanan yang mungkin dirasakan berbagai pihak akibat proses transisi ini.

Sementara itu, Pakar Energi Universitas Gadjah Mada (UGM), Fahmy Radhi, berpendapat bahwa jika PT GNI benar-benar berhenti beroperasi, itu menunjukkan ketidakmampuannya dalam bersaing di industri smelter nikel yang semakin kompetitif. Menurutnya, Indonesia memiliki cadangan nikel terbesar di dunia, yang seharusnya dimanfaatkan dengan lebih optimal untuk memastikan keberlanjutan industri.

Berdasarkan data Badan Geologi AS, pada 2023 cadangan nikel Indonesia mencapai 55 juta ton atau sekitar 42,31 persen dari total cadangan dunia sebesar 130 juta ton.

Namun, dengan umur cadangan yang diperkirakan hanya berkisar antara 15-30 tahun, persaingan di sektor ini menjadi semakin ketat, terutama dengan banyaknya smelter baru yang bermunculan.

Direktur Eksekutif Center of Energy and Resources Indonesia (CERI), Yusri Usman, menilai bahwa masyarakat tidak perlu khawatir jika PT GNI benar-benar tutup, karena smelter tersebut kemungkinan besar akan diakuisisi oleh perusahaan pemurnian nikel lain yang lebih kuat secara finansial. Menurutnya, situasi ini adalah bagian dari dinamika persaingan bisnis yang wajar.

0 Komentar