CIREBON,RAKCER.ID – Presiden Amerika Serikat Donald Trump kembali memicu kontroversi dengan pernyataannya soal kebijakan tarif.
Melalui akun pribadinya di platform X, Trump mengklaim bahwa kebijakan tarif justru membuat ekonomi AS berkembang pesat.
Simak ulasan lengkap tentang Ekonomi AS Melemah karena Tarif
“Karena tarif, ekonomi kita berkembang pesat,” tulis Trump, Jumat (06/06).
Namun, data ekonomi terbaru menunjukkan sebaliknya.
Baca Juga:Trump-Musk Kian Panas, Kini Sebut Tarif Trump Bakal Sebabkan ResesiDemi Perluas Pembelian Bitcoin, Strategy Buka Tawaran Saham Preferen US$2,1 Miliar
Sejak awal 2025, berbagai indikator mencerminkan pelemahan ekonomi AS yang cukup serius.
Indeks Dolar AS (USDX), misalnya, telah turun 10% dari posisi awal tahun sebesar US$110 ribu menjadi US$98 ribu pada awal Juni.
Tak hanya itu, laporan Bloomberg mencatat penurunan tipis dalam pengeluaran konsumen (US Consumer Spending) sebesar 0,2% pada akhir Mei. Sementara itu, data U.S.
Personal Consumption Expenditures (PCE) juga menunjukkan pelemahan, dengan penurunan sebesar 2,1% pada periode yang sama.
Penurunan ini mengindikasikan menurunnya daya beli masyarakat AS, yang secara langsung berdampak pada laju pertumbuhan ekonomi.
Kondisi ini kian diperparah oleh ketidakpastian global akibat kebijakan perdagangan yang agresif.
Sejumlah perusahaan besar pun mulai mengambil langkah strategis untuk mengurangi dampak tarif.
Baca Juga:Vitalik Buterin Optimis pada Ethereum, Tapi Akui Bitcoin Lebih UnggulBank Swasta Ini Beralih ke Saham AS Usai Lonjakan AI Semakin Cepat
Salah satunya adalah Apple, yang memindahkan sebagian produksi iPhone ke India untuk menghindari beban biaya tambahan akibat kebijakan tersebut.
Meski Presiden Trump terus mempertahankan narasi positif terkait kebijakan tarifnya, banyak analis menilai bahwa langkah tersebut justru memberi tekanan pada sektor konsumsi, investasi, dan nilai tukar dolar AS. (*)