5 Ciri Pesantren Palsu ala Cak Imin

5 Ciri Pesantren Palsu ala Cak Imin
Ciri pesantren abal-abalan menurut Cak Imin. Foto: YouTube DPP PKB/rakcer.id
0 Komentar

JAKARTA, RAKCER.ID – Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Muhaimin Iskandar atau Cak Imin, memberikan peringatan keras terhadap fenomena menjamurnya pesantren palsu di Indonesia.

Dalam pernyataannya saat membuka International Conference on The Transformation of Pesantren, ia menyebut pesantren-pesantren abal-abal ini kerap menjadi sumber berita negatif dan merusak citra pesantren sejati.

Tak hanya memberi peringatan, Cak Imin juga menguraikan sejumlah ciri khas yang bisa menjadi indikator pesantren palsu atau menyimpang dari nilai-nilai aslinya.

Baca Juga:Trump Panik! Perintahkan Bor Minyak Besar-besaran Saat Iran Tutup Selat HormuzIran Tak Tinggal Diam! Penutupan Selat Hormuz Guncang Ekonomi Global

Ciri-Ciri Pesantren Palsu Ala Cak Imin

Berikut beberapa tanda-tanda pesantren palsu menurut versi Cak Imin:

1. Terjadi Bullying dan Kekerasan Fisik Antarsantri

Menurut Cak Imin, salah satu “dosa besar” yang tak boleh terjadi di lingkungan pesantren adalah praktik bullying atau kekerasan antarsantri.

Jika ditemukan kekerasan yang dibiarkan, bahkan dianggap “tradisi”, maka pesantren tersebut patut dipertanyakan kesahihannya.

2. Ada Praktik Kekerasan Seksual yang Ditutup-Tutupi

Ciri paling mencolok dari pesantren bermasalah, kata Cak Imin, adalah adanya praktik kekerasan seksual, baik oleh sesama santri, senior, hingga pengasuh, namun disamarkan dengan dalih menjaga nama baik pondok.

Ironisnya, menurut data yang ia kutip, kasus seperti ini paling banyak terjadi di wilayah Jawa Barat.

3. Intoleransi dan Ekstremisme Tumbuh Subur

Pesantren sejati mestinya menjadi tempat tumbuhnya toleransi dan moderasi.

Namun Cak Imin menyoroti keberadaan pesantren yang justru menjadi ladang bibit intoleransi. Jika pesantren menanamkan kebencian terhadap kelompok lain, itu adalah sinyal merah.

Baca Juga:"Tidak Dibenarkan!" Putin Murka, Kecam Serangan AS ke IranBrand Ecoprint Halal Yumana Asal Cirebon Disambut Menteri Perdagangan, Siap Guncang Pasar Dunia!

4. Tak Terdaftar di Kemenag atau Tak Jelas Legalitasnya

Salah satu penanda pesantren abal-abal adalah tidak terdaftarnya lembaga tersebut secara resmi di Kementerian Agama (Kemenag).

Banyak pesantren berdiri tanpa struktur kelembagaan yang jelas, bahkan tanpa kurikulum terstandar.

Mereka sering menggunakan nama-nama bernuansa religius, namun tidak memiliki landasan manajemen dan tata kelola yang sesuai.

5. Pengasuh Tidak Transparan atau Berkedok Kharisma

Pesantren yang sehat memiliki pengasuh atau kiai yang terbuka terhadap kritik dan kontrol publik. Sebaliknya, pesantren palsu kerap menjadikan kharisma pengasuh sebagai tameng dari segala bentuk evaluasi.

0 Komentar