CIREBON,RAKCER.ID – Kinerja Dedi Mulyadi sebagai figur politik yang selama ini dikenal vokal dan aktif di Jawa Barat kini mendapat sorotan tajam.
Pasalnya, Provinsi Jawa Barat tidak lagi menempati peringkat pertama dalam sejumlah indikator nasional yang selama ini menjadi kebanggaan warga Tatar Sunda.
Perubahan ini memunculkan pertanyaan publik mengenai efektivitas kepemimpinan serta peran Dedi Mulyadi dalam dinamika pemerintahan dan pembangunan provinsi.
Baca Juga:Puluhan Korban Arisan & Investasi Bodong Lapor ke Polres CirebonElon Musk Luncurkan Grok 4: Klaim AI Terpintar di Dunia, Ini yang Perlu Diketahui Bisnis
Simak ulasan lengkap tentang Dedi Mulyadi Dikritik
Jawa Barat sebelumnya dikenal sebagai provinsi dengan populasi terbesar di Indonesia sekaligus pemilik berbagai prestasi di sektor infrastruktur, pendidikan, dan investasi.
Namun dalam laporan terbaru yang dirilis oleh lembaga independen nasional, Jawa Barat turun ke peringkat tiga dalam kategori indeks pembangunan daerah.
Beberapa indikator yang mengalami penurunan signifikan antara lain kualitas pendidikan, ketahanan ekonomi daerah, dan pelayanan publik berbasis digital.
Dedi Mulyadi, yang pernah menjabat sebagai Bupati Purwakarta dan kini aktif dalam berbagai aktivitas sosial politik, dianggap memiliki pengaruh kuat terhadap arah kebijakan pembangunan di Jawa Barat.
Meski bukan gubernur saat ini, Dedi memiliki jaringan dan peran yang cukup dominan, termasuk dalam menentukan opini publik dan membentuk persepsi kinerja pemerintah daerah.
Sorotan terhadap Dedi muncul dari sejumlah pengamat yang menilai bahwa pendekatannya yang lebih menonjolkan simbolisme dan pencitraan kurang berdampak langsung terhadap perbaikan indikator makro daerah.
“Kita tidak bisa hanya mengandalkan konten sosial media dan aksi-aksi populis. Ada tanggung jawab strategis yang lebih besar terhadap keberlanjutan pembangunan,” ujar salah satu pengamat kebijakan publik dari Universitas Padjadjaran.
Baca Juga:Open vs Closed Model, Pilihan Sulit AI untuk Perusahaan Menurut GM, Zoom, dan IBMDari Skeptis ke Super Aman CISO Ini Lindungi Aset $8,8 Triliun dalam 90 Hari
Menanggapi kritik tersebut, Dedi Mulyadi menyatakan bahwa dirinya tetap konsisten dalam memperjuangkan kepentingan masyarakat kecil dan memberdayakan desa.
Ia menyebut bahwa pergeseran peringkat Jawa Barat tidak bisa semata-mata dikaitkan dengan individu, tetapi merupakan hasil dari banyak faktor, termasuk transisi kepemimpinan dan dampak ekonomi nasional pascapandemi.
Meski demikian, publik tetap berharap tokoh-tokoh seperti Dedi Mulyadi mampu memainkan peran yang lebih strategis dan kolaboratif dengan pemangku kebijakan lain untuk mengembalikan kejayaan Jawa Barat.