Terlebih menjelang pemilu 2029, posisi politik Dedi diprediksi akan semakin krusial, baik di level provinsi maupun nasional.
Tak sedikit juga yang tetap mengapresiasi langkah-langkah Dedi dalam menjaga identitas budaya lokal dan keberpihakannya terhadap rakyat kecil.
Namun, dalam iklim demokrasi yang semakin kritis dan terbuka, kinerja dan kontribusi nyata tetap menjadi tolok ukur utama bagi publik dalam menilai seorang pemimpin.
Turunnya posisi Jawa Barat bukan sekadar soal angka.
Baca Juga:Puluhan Korban Arisan & Investasi Bodong Lapor ke Polres CirebonElon Musk Luncurkan Grok 4: Klaim AI Terpintar di Dunia, Ini yang Perlu Diketahui Bisnis
Ia menjadi cermin dari perlunya pembenahan serius dalam tata kelola pemerintahan, strategi pembangunan, serta konsolidasi antar pemimpin daerah.
Semua pihak, termasuk tokoh seperti Dedi Mulyadi, diharapkan tidak hanya menjadi simbol, tapi juga aktor nyata dalam memajukan kembali Jawa Barat ke posisi puncak. (*)