CIREBON, RAKCER.ID — Pernah nggak kamu ngerasa cemas gara-gara teman-teman update nongkrong di tempat hits, tapi kamu di rumah aja? Atau lihat orang lain sukses di umur muda lewat story Instagram, terus jadi kepikiran?Kalau iya, kamu mungkin udah kena FOMO — Fear of Missing Out, atau rasa takut ketinggalan tren, momen, dan pengalaman yang lagi viral.
Fenomena FOMO sebenarnya bukan hal baru, tapi di tahun 2025 ini, gejalanya makin kuat. Dunia yang serba online membuat semua orang bisa tahu aktivitas orang lain hanya lewat beberapa swipe. Akibatnya, banyak yang merasa hidupnya “kurang seru” dibanding orang lain.
Bahkan menurut pakar psikologi digital, FOMO sudah menjadi “penyakit sosial baru” yang tidak disadari banyak orang. Ia bukan sekadar rasa ingin tahu, tapi dorongan untuk terus mengikuti ritme kehidupan orang lain tanpa benar-benar menikmati hidup sendiri.
Baca Juga:Overthinking Jadi Tren Baru? Fenomena Mental Anak Muda 2025Smart Home 2025: Rumah Pintar, Hidup Semakin Nyaman dan Efisien
FOMO: Antara Tekanan Sosial dan Validasi Diri
FOMO tumbuh dari kombinasi antara keinginan untuk diakui dan tekanan sosial media.Di dunia digital, eksistensi seseorang sering diukur dari seberapa aktif dia posting, seberapa banyak likes yang didapat, atau seberapa cepat dia tahu tren terbaru.
Banyak anak muda yang tanpa sadar hidup dalam siklus FOMO — terus membandingkan diri, takut nggak update, dan khawatir tertinggal.Dari tren fashion, musik, game, sampai topik politik pun bisa jadi pemicu.
Menurut survei Digital Behavior Report 2025, 68% generasi Z di Asia Tenggara mengaku merasa gelisah jika tidak aktif di media sosial lebih dari satu hari.Artinya, rasa “tertinggal” bukan cuma masalah kecil, tapi sudah jadi kebiasaan sosial yang melekat dalam keseharian.
Hal ini diperparah oleh algoritma media sosial yang terus menampilkan konten paling populer dan paling interaktif. Semakin sering kita melihat “hidup orang lain yang terlihat sempurna”, semakin besar tekanan untuk menandingi.
Dampak FOMO dalam Kehidupan Sehari-hari
FOMO nggak cuma bikin capek mental, tapi juga berdampak ke produktivitas dan relasi sosial.Banyak orang jadi sulit fokus karena sibuk memantau aktivitas orang lain.Sebagian bahkan memaksakan diri ikut tren hanya biar nggak ketinggalan, meskipun itu di luar kemampuan finansial atau minat mereka.
