RACKER.ID – Membayar qadha puasa adalah suatu hal yang wajib dilakukan menjelang puasa karena sebentar lagi umat Islam akan melaksanakan Ibadah wajib yakni puasa pada Bulan Ramadhan.
Membayar qadha puasa umumnya dijalani muslim yang menjalankan puasa seperti perempuan hamil dan sedang menyusui, orang yang sedang sakit, lansia yang tidak kuat dalam menjalankan puasa serta perempuan haid.
Perempuan yang sedang haid hukumnya haram untuk menjalankan ibadah puasa. Maka dari itu, seorang perempuan yang telah meninggalkan ibadah puasa sebab haid maka harus membayar qadha puasa setelah hari raya idul fitri atau di hari-hari lainnya sebelum bulan Ramadhan berikutnya tiba.
Baca Juga:4 Rekomendasi Tempat Ngabuburit Populer di Cirebon, Ada yang Menyediakan Takjil Gratis
Adapun jika telat membayar qadha puasa maka harus membayar fidyah dan tetap melaksanakan puasa sesuai dengan berapa hari puasa yang ditinggalkan.
Dalil Tentang Hukum Membayar Qadha Puasa
Dalam sebuah hadist dari Ad-Daruquthni dan Al-Baihaqi disebutkan bahwa:
والثاني الإفطار مع تأخير قضاء) شىء من رمضان (مع إمكانه حتى يأتي رمضان آخر) لخبر من أدرك رمضان فأفطر لمرض ثم صح ولم يقضه حتى أدركه رمضان آخر صام الذي أدركه ثم يقضي ما عليه ثم يطعم عن كل يوم مسكينا رواه الدارقطني والبيهقي فخرج بالإمكان من استمر به السفر أو المرض حتى أتى رمضان آخر أو أخر لنسيان أو جهل بحرمة التأخير. وإن كان مخالطا للعلماء لخفاء ذلك لا بالفدية فلا يعذر لجهله بها نظير من علم حرمة التنحنح وجهل البطلان به. واعلم أن الفدية تتكر بتكرر السنين وتستقر في ذمة من لزمته
Artinya:
“(Kedua [yang wajib qadha dan fidyah] adalah ketiadaan puasa dengan menunda qadha) puasa Ramadhan (padahal memiliki kesempatan hingga Ramadhan berikutnya tiba) didasarkan pada hadits, ‘Siapa saja mengalami Ramadhan, lalu tidak berpuasa karena sakit, kemudian sehat kembali dan belum mengqadhanya hingga Ramadhan selanjutnya tiba, maka ia harus menunaikan puasa Ramadhan yang sedang dijalaninya, setelah itu mengqadha utang puasanya dan memberikan makan kepada seorang miskin satu hari yang ditinggalkan sebagai kaffarah,”(HR Ad-Daruquthni dan Al-Baihaqi).
Dapat dikatakan bahwa dalam membayar qadha puasa yang belum selesai hingga bulan Ramadhan itu tiba dengan tidak diketahui alasan yang jelas maka hukumnya adalah haram. Tetapi, ketika terdapat udzur karena sakit maka tidak berdosa.
Oleh karena itu, maka seseorang yang telat mengqadha puasa harus membayar fidyah dan mengganti puasa dengan jumlah satu mud yang sama dengan besaran 543 gram bahan makanan pokok. *