Berusia Lebih dari 400 Tahun, Pencucian Peti Sikuntul Berlangsung Sakral

Berusia Lebih dari 400 Tahun, Pencucian Peti Sikuntul Berlangsung Sakral
0 Komentar

CIREBON, RAKCER.ID – Pusaka milik Pangeran Suryanegara berusia 400 tahun, peti sikuntul memasuki tahun ketiga dirawat keluarga P Panji Jaya Prawirakusuma. Seorang kerabat keraton yang tinggal di Desa Mertasinga, Kecamatan Gunungjati, Kabupaten Cirebon.

Sejak pertama kali dipindahtangankan pada 2021, peti sikuntul selalu disucikan setiap tanggal 7 Bulan Mulud dalam penanggalan Jawa. Tahun ini, tanggal 7 Bulan Mulud berbarengan dengan hari Minggu (24/9/2023).

Pencucian peti sikuntul sudah menjadi agenda budaya tahunan di Desa Mertasinga. Sejumlah tokoh hadir. Antara lain Sultan Sepuh Aloeda II Keraton Kasepuhan R H Rahardjo Djali AK MaSc CqA CFA, Camat Kapetakan R Udin Kaenudin, Kuwu Mertasinga Nurlaela serta sejumlah kerabat keraton.

Baca Juga:Jalin Silaturahmi dengan Forkopimda, Siap Songsong UIN Siber Syekh Nurjati CirebonTendik IAIN Cirebon Ikuti Bimtek Peningkatan Skill dalam Pengelolaan SIAKAD

Dijelaskan Panji, Pangeran Suryanegara merupakan adik dari Sultan Sepuh V Keraton Kasepuhan Cirebon, Pangeran Matangaji. Pangeran Suryanegara dikenal gigih menolak dan melawan penjajahan Belanda di Cirebon.

Karena itulah, Pangeran Suryanegara kemudian memilih mengasingkan diri dari lingkungan keraton lantaran saat itu keraton sudah dikooptasi Belanda. Pangeran Suryanegara membawa perabotan yang dipakaikanya sehari-hari.

Beberapa di antaranya peti sikuntuldan panurat jagat.Peti Sikuntul digunakan Suryanegera untuk menyimpan barang-barang pribadinya. Berupa keris dan kitab-kitab.

Namun setelah peti ini diwariskan kepada keturunan Pangeran Suryanegara, pada tahun 1942 antara peti sikuntul dan Panurat Jagat terpisah karena dimiliki oleh keturunan yang berbeda. Peti sikuntul dan panurat jagat kembali bisa disatukan setelah 79 tahun.

Menurut Panji, peti sikuntul jadi bukti banyaknya peninggalan leluhur zaman dulu yang masih dilestarikan hingga saat ini. Kini, kondisi peti sikuntul tak lagi sempurna. Banyak bagiannya yang lapuk dimakan usia.

Proses pensucian peti sikuntul dilakukan secara sakral. Sejumlah kerabat yang masih keturunan Suryanegera, tokoh masyarakat Desa Mertasinga serta warga sekitar hadir dan turut membantu pensucian peti sikuntul.

Siraman air pencucian peti sikuntul dilakukan oleh Sultan Sepuh Aloeda II Keraton Kasepuhan R H Rahardjo Djali disusul P Panji Jaya Prawirakusuma sebagai tuan rumah dan diteruskan oleh kerabat.

Baca Juga:Test Drive Mobil Hybrid Suzuki Berhadiah Nginap di Limmer Resto & Resort KuninganPro Kontra Ucapan Laksamana Yudo, Makna ‘Memiting’ Bersinonim ‘Merangkul’ pada Konflik Rempang

Sebagai penutup rangkaian pensucian peti sikuntul, digelar pula tawasul dan doa bersama. Memohon keberkahan atas keberadaan peti sikuntul yang masih lestari hingga saat ini.

0 Komentar