RAKCER.ID – Desa Nunuk Baru Kecamatan Maja memiliki beragam potensi dengan keunikan tersendiri di antara desa yang ada di Kabupaten Majalengka.
Konon, Desa Nunuk Baru juga termasuk desa buhun atau desa tua, karena sudah ada sebelum Kabupaten Majalengka berdiri.
Letak Desa Nunuk Baru berada di sebelah barat ibu kota Kecamatan Maja dengan jarak 15 kilometer, atau 8 kilometer selatan dari jantung kota Majalengka.
Baca JugaTim Monev Percepat 10 Program Unggulan Bupati IndramayuBegini Cara Jadi Pembisnis Pertamina, Harganya Bikin Terkejut
Secara geografis, luas wilayah yang dimilikinya 2.100 hektare pada ketinggian 450 – 560 meter di atas permukaan laut (mdpl), sehingga iklim udaranya cukup panas.
Kemudian berada di hulu daerah aliran sungai Cimanuk dengan dataran dan perbukitan. Sedangkan karakter batuannya berupa tanah berpasir dan tanah liat, serta tata guna lahannya dominasi oleh perkebunan atau ladang perbukitan.
Baca Juga3 Kali Skors, Yudi Budiana Pimpin Pansus Gagal Bayar DPRD KuninganPemkab Majalengka Usulkan KH Abdul Chalim Pahlawan Nasional
Menurut tokoh desa setempat, Abah Anta, bahwa pengambilan nama Desa Nunuk sendiri berasal dari kata “Camuuk” yang berarti diam.
Sejak tahun 1471 Nunuk merupakan sebuah desa yang besar yang terdiri dari 9 kampung yaitu Nunuk, Babakan, Cirelek, Kadut, Citayeum, Cinangka, Cikawoan, Lengkong dan Sanding.
Menurut catatan, sejak awal desa ini berdiri sampai tahun 1951 sudah pernah dijabat oleh 20 orang kepala desa.
Baca JugaKapolres Indramayu Resmikan Mushola Al Fakhriyah, 3 Asrama Polisi Cimanuk untuk Meningkatkan KeimananPemkab Majalengka Usulkan KH Abdul Chalim Pahlawan Nasional
Namun masa jabatan kepala desa pada waktu itu variatif, bahkan ada yang seumur hidupnya menjadi kepala desa yakni Kuwu Tineung Ringgeung.
Desa Nunuk Baru memiliki kekayaan tradisi, adat dan seni budaya leluhur yang masih dipertahankan oleh masyarakatnya dengan didukung kebijakan pemerintah desa yang berkomitmen menjaga dan melestarikan sebagai warisan budaya bagi generasi penerus.
Desa Nunuk Baru memiliki banyak aset kebudayaan dan tradisi yang menjadi kearifan lokal serta masih dilestarikan hingga sekarang.
Baca JugaUPT Damkar Kuningan Sudah Layak Naik StatusPansus Gagal Bayar Dinilai Dipaksakan, Pengamat: Pokir Dewan Juga Harus Dievaluasi
Diantaranya tenun gadod, boeh larang kapas dan produk pertanian seperti gula aren dan jagung pipil yang sekarang menyuplai sebagian besar wilayah Majalengka untuk dijadikan olahan baru.
Semuanya itu menjadi salah satu giat ekonomi kreatif (ekraf) yang menjadi andalan desa dan juga ada wisata adat dan budaya seperti silat buhun. Tenun gadod merupakan salah satu kerajinan tangan yang masih dilestarikan sampai sekarang.