Diet Makanan Mentah atau Raw Food Ampuh untuk Obati Penyakit Kusta

kusta
SULIT MENULAR. Wahyu Hermawan (49 tahun), salah satu pasien penyakit kusta yang beranjak sembuh karena menerapkan diet raw food.
0 Komentar

“Saya paham dengan kondisi saya. Makanya saya hidup sendirian,” ungkapnya.

Selama ini, pasien kusta sering mendapat stigma dan diskriminasi sosial yang berdampak diasingkan oleh masyarakat. Imbasnya pasien kusta merasa kehilangan percaya diri untuk berbaur dengan masyarakat. Padahal stigma negatif tersebut tidak seharusnya terjadi, karena dengan penanganan yang benar kusta tidak mudah menular dan dapat disembuhkan.

Untuk meluruskan pemahaman keliru tentang kusta, “Melawan Stigma” menjadi kampanye yang harus disuarakan dengan lantang seperti yang dilakukan oleh NLR Indonesia sebagai lembaga non profit yang bekerja untuk penanggulangan kusta dan inklusi disabilitas.

Melalui project suara Untuk Indonesia Bebas Kusta (SUKA) mengintervensi masyarakat dan para aktor penggerak perubahan untuk bersama-sama mengedukasi dan melakukan berbagai gerakan inovatif untuk mengikis stigma kusta.

Baca Juga:Semakin Banyak Kasus, Dinkes Majalengka Berikan Perawatan Gratis untuk Pasien KustaRelawan Pantura Prabowo-Yusril untuk Indonesia Raya Terbentuk

Wahyu menceritakan bahwa dirinya saat ini sudah tak berobat lagi. Telah lebih dari satu tahun, Wahyu sudah tak datang lagi ke Puskesmas. Secara medis, penyakit Kustanya telah sembuh, sejak tahun 2011 lalu.

“Saya pernah periksa tapi itu setahun lalu, tensi saya normal, urine saya pun normal, dicek darah pun kata dokter sudah normal,” ungkap wahyu sambil tersenyum.

Saat ini, karena memiliki kenalan mantri dari mantan pegawai Puskesmas, yang selalu makan mentahan, hingga sekarang Wahyu masih rutin mengkonsumsi beras mentah. Bahkan dia bercerita, setelah makan nasi dia kembali makan beras mentah.

“Jadi tahun 2014 saya bertemu pak mantri yang menganjurkan saya makan mentahan, sampai sekarang saya masih suka makan beras mentah, bahkan setelah makan nasi, saya tetap makan beras,” ucapnya.

Sambil mengikuti anjuran dokter, mantri yang membimbing dirinya menyarankan agar melakukan rutin konsumsi mentahan atau raw food.

“Dalam dua bulan, saya makan mentahan alhamdulillah luka-luka saya sembuh,” ungkapnya.

Namun, setelah sang ibu yang menemaninya dalam rumah tersebut meninggal dunia, konsumsi makanan hariannya tak ada lagi yang menyediakan.

Baca Juga:Siap Buktikan Taat Regulasi, 3 Desa Siap Jadi Percontohan AntikorupsiGagal Bayar Bukan Hanya Salah Pemkab, Dewan Turut Andil

“Sekarang saya harus mencari sendiri untuk bisa makan, dulu mah ada yang menyediakan,” ungkapnya.

Dalam hal bersosialisasi dengan tetangga dan saudara, saat ini Wahyu tidak terlalu merasa dikucilkan. Saat ini sudah lebih dari lima tahun, ketika ada hajatan pesta pernikahan atau khitanan tetangganya dia sering ikut bantu-bantu.

0 Komentar