Harga Daging Ayam Naik, Permintaan Tetap Tinggi

TETAP DIMINATI. Meskipun Harga daging ayam melambung, permintaan masyarakat tetap tinggi.
TETAP DIMINATI. Meskipun Harga daging ayam melambung, permintaan masyarakat tetap tinggi.
0 Komentar

RAKYATCIREBON.ID – Permintaan daging ayam di pasar Sumber meningkat. Terjadi sejak awal ramadhan tahun ini. Diprediksi, peningkatan permintaan ditenggarai oleh naiknya harga daging sapi.

Sebagaimana diketahui, harga daging sapi mengalami peningkatan signifikan. Pasalnya, pasokannya minim. Daging lokal terbatas, impornya pun terbatas. Alhasil, harga di pasaran meningkat drastis.

Alternatif kebutuhan daging pun akhirnya beralih. Ke daging ayam.

“Daging ayam ini menjadi alternatif setelah adanya kenaikan harga daging sapi. Sehingga saat ramadhan, banyak dicari masyarakat,” kata salah satu pedagang daging ayam Pasar Sumber, Sri Lestari, Rabu (6/4).

Baca Juga:BAZ Kabupaten Cirebon Salurkan BantuanTingkatkan Vaksinasi, Polresta Cirebon beri Migor Gratis

Peningkatan permintaan itu, berimbas juga pada peningkatan harga jual daging ayam. Kini, per kilogramnya bisa dijual diangka Rp36 ribu sampai Rp40 ribu per kilogramnya. Padahal, sebelum ramadhan, harga daging ayam, relatif stabil. Diangka Rp30 ribuan.

“Saya faham. Mungkin karena banyak permintaan kali ya. Jadi harganya serba  naik. Model kami ini, ya ikut harga pasaran saja. Buat nutupi modal. Sekarang per kilogramnya Rp36 ribu sampai Rp40 ribu,” ungkapnya.

Peningkatan harga ini diakuinya cukup signifikan. Cepat dan tak terkendali. Tapi, permintaan tetap tinggi. Disaat ramadhan ini, perempuan asal Sumber itu mengaku mampu meningkatkan penjualan.

“Biasanya, kita menyediakan daging per harinya hanya satu sampai dua kwintal. Sekarang bisa menghabiskan dua sampai tiga kwintal setiap harinya,” katanya.

Kendati demikian, pasokan daging ayam masih terbilang aman. Barangnya ada. Tidak sampai terjadi kelangkaan. Ia pun berharap, selama ramadhan kebutuhan terhadap daging ayam, tetap aman.

“Tetap aman. Harganya tetap stabil barangnya juga ada,” katanya.

Sementara itu, Wina asal Watubelah mengaku kewalahan membelanjakan kebutuhan. Karena disaat ramadhan harga-harga beterbangan. Sementara pemasukan keluarga minim. Jatah uang dapur yang tidak seberapa, harus diatur. Salah mengambil keputusan, bisa-bisa keuangan keluarga bangkrut.

“Kan jatah uang dapur ya segitu-gitunya. Kalau bisa sih, harga kebutuham pokok diturunin. Sekarang kan serba naik. Beli daging, buat kebutuhan. Sesekali saja. Tidak sampai tiap hari,” katanya. (zen)

0 Komentar