Ini Ancaman Sanksi dari Hiswana Migas untuk Penjual Elpiji 3 Kg di Atas Ketentuan

Ini Ancaman Sanksi dari Hiswana Migas untuk Penjual Elpiji 3 Kg di Atas Ketentuan
PENJELASAN. Korda Kota dan Kabupaten Cirebon Hiswana Migas Cirebon, Gunawan C Kalita menjelaskan, penyesuaian HET merupakan hasil kajian matang antar lini. Terutama Hiswana Migas dan Pemda se-Ciayumajakuning. FOTO: SUWANDI/RAKYAT CIREBON
0 Komentar

RAKYATCIREBON.ID, CIREBON – Penyesuaian harga eceran tertinggi (HET) pada gas elpiji 3 Kg menjadi Rp19 ribu per tabung dinilai wajar. Lantaran rantai distribusi dari Pertamina sampai ke pangkalan memakan ongkos yang tak bisa lagi ditanggung, jika HET Elpiji 3 Kg masih sama yakni Rp16 ribu per tabung.

Korda Kota dan Kabupaten Cirebon Hiswana Migas Cirebon, Gunawan C Kalita menjelaskan, penyesuaian HET merupakan hasil kajian matang antar lini. Terutama Hiswana Migas dan Pemda se-Ciayumajakuning.

Dia memastikan, elpiji 3 Kg bisa dibeli dengan harga sesuai HET di pangkalan. Jika ditemukan harga di atas HET di pangkalan, Hiswana Migas siap memberikan sanksi berupa teguran maupun pengurangan pasokan tabung.

Baca Juga:Lolos PPPK, Pengalaman Guru Honorer Dihitung dari Nol LagiPeraturan Terbaru, Penumpang PT Kereta Api Tak Perlu Lagi PCR atau Antigen

Gunawan mengatakan, sejatinya elpiji 3 Kg bukan komoditas dagangan yang harganya diatur pasar. Sebagai public servic obligation (PSO), hadirnya elpiji 3 Kg bentuk kepedulian pemerintah terhadap kebutuhan bahan bakar gas untuk kebutuhan masak masyarakat.

“Elpiji bersubsidi bukan barang dagangan, tapi barang yang harus didistribusikan,” jelas Gunawan.

Dia mengatakan, selama ini harga elpiji 3 Kg yang ditemukan di atas HET, biasanya sudah melalui rantai yang panjang. Ditemukan di tingkat pengecer berupa warung atau motoris.

Menurutnya, organisasi Hiswana Migas hanya sampai pangkalan. Rantai distribusi di luar organisasi Hiswana Migas lah yang biasanya menjual elpiji 3 Kg di atas HET. “Kalau sudah masuk warung itu di luar Hiswana Migas,” kata Gunawan.

Dia mendorong, jumlah pangkalan di wilayah kerja Hiswana Migas diperbanyak. Yakni satu kelurahan minimal 1 pangkalan. Sehingga distribusi elpiji 3 Kg dengan harga HET dapat lebih optimal.

“Harapannya, HET itu kan kalau menjual harga di atas itu masalah. Kalau jual di bawah itu nggak. Pangkalan itu kalau bisa di tiap kelurahan. Masalahnya, kalau rumahnya jauh beli satu sulit mungkin kendala jarak dan rute,” jelasnya.

Menurut Gunawan, mekanisme pasar sulit dibendung. Hiswana Migas tak tutup mata dengan adanya elpiji 3 Kg yang harganya di atas HET. Itu terjadi lantaran mekanisme pasar di luar organisasi Hiswana Migas.

Baca Juga:Waduh, Dua Jabatan yang Masih Kosong Merupakan Posisi VitalSekda Kota Cirebon Yakin Dana Cadangan untuk Pilwalkot Aman

“Sebetulnya kalau ada warung, pengecer, atau motoris yang jual keliling itu ambil margin (untung) kan perputaran uangnya juga untuk masyarakat lagi,” tambahnya.

0 Komentar