Intip Tantangan Di balik Jasa Layanan Internet Starlink milik Elon Musk

Intip Tantangan Di balik Jasa Layanan Internet Starlink milik Elon Musk
. Para ahli menyuarakan kekhawatiran bahwa upaya untuk menyediakan akses internet global melalui satelit akan menghadapi hambatan. FOTO:Pinterest.com/Rakcer.id
0 Komentar

CIREBON, RAKCER.ID –Proyek ambisius Starlink, layanan internet satelit yang digawangi oleh CEO SpaceX Elon Musk, sempat mencuri perhatian dunia setelah Musk mengumumkan capaian finansial yang signifikan melalui media sosial pada tahun lalu. Musk mengklaim bahwa Starlink berhasil mencapai titik impas dalam arus kasnya, menyoroti keberhasilannya dalam memajukan jumlah satelit aktif di orbit.

Namun, laporan terbaru yang disiarkan Bloomberg menunjukkan sisi lain dari cerita tersebut. Dikutip dari sumber Bloomberg oleh detikINET, terungkap bahwa realitas keuangan Starlink mungkin tidak semeriah yang diumumkan Musk. Terdapat indikasi bahwa SpaceX, perusahaan di balik Starlink, mengalami kerugian finansial signifikan – mencapai ratusan dolar – untuk setiap terminal satelit yang diluncurkan dan dikirimkan kepada penggunanya.

Brett Johnson, CFO SpaceX, dalam sebuah kesempatan, mengungkapkan optimisme terkait kondisi finansial dari unit bisnis satelit tersebut. “Kami sekarang berada dalam arus kas positif dan menguntungkan untuk bisnis satelit kami,” katanya. Namun, laporan Bloomberg mempertanyakan klaim tersebut dengan menyoroti tantangan-tantangan yang dihadapi oleh Starlink.

Baca Juga:Intip Sumber Kekayaan Livy Renata Dikritik Netizen Usai Buka Donasi Untuk Beli Mobil MamiTim Hukum Ganjar-Mahfud Harap MK Jadi Pelindung Demokrasi

Elon Musk sejak lama berargumen bahwa layanan broadband satelit Starlink akan menjadi sumber pendanaan kunci untuk misi ambisiusnya membawa manusia ke Mars. Dengan pendapatan dari Starlink yang diperkirakan menyumbang lebih dari setengah dari total pemasukan SpaceX tahun ini, harapan itu tampak semakin realistis. SpaceX sendiri telah meluncurkan sekitar 5.600 satelit ke orbit rendah Bumi dan memiliki rencana untuk mengirimkan puluhan ribu satelit lainnya untuk memperkuat jaringan ini.

Akan tetapi, mencapai titik impas tampaknya bukanlah tantangan satu-satunya yang dihadapi oleh Starlink. Para ahli menyuarakan kekhawatiran bahwa upaya untuk menyediakan akses internet global melalui satelit akan menghadapi hambatan, salah satunya adalah penurunan kecepatan yang terjadi pada tahun 2022. Untuk memenuhi permintaan bandwidth yang terus meningkat, SpaceX perlu meluncurkan lebih banyak satelit lagi, menambah kompleksitas dan biaya operasional.

Tantangan lain datang dari industri penerbangan AS, di mana semua maskapai utama menolak untuk menggunakan layanan Starlink sebagai penyedia internet dalam penerbangan mereka, meskipun alasan spesifik dari penolakan tersebut masih belum diketahui.

0 Komentar