RAKCER.ID – Kemendikbud Ristek cari warisan budaya Cirebon melalui naskah kuno. Saat ini, Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah IX Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi gencar melakukan inventarisasi.
Pamong Budaya Ahli Muda Bidang Cagar Budaya Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah IX Kemendikbud Ristek, Soni Prasetya Wibawa SS mengulas di Cirebon masih banyak terdapat naskah kuno yang mengisahkan sejarah Cirebon tempo dulu.
Sebab itulah, pihaknya berkeinginan menjadikan Cirebon sebagai lokus penggalian sejarah. Inventarisasi tersebut guna menggabungkan cagar budaya dengan nilai budaya yang ada di Kota Cirebon.
Baca Juga:IAIN Cirebon Berburu Ceruk Beasiswa Baznas RI, Lumayan Untuk Bantu MahasiswaIzin Mendirikan Rumah Ibadah Dipersulit, Kaum Minoritas Dipersilakan Ibadah di Kantor Kemenag
“Artinya, kami membutuhkan petunjuk dan pengarahan kira-kira dalam naskah ini mana yang bisa diangkat satu buah. Tapi kami membutuhkan juga bahwa naskah ini ada secara fisik. Nah, itu nanti kami masukan ke dalam form pendataan menjadikan itu sebuah data,” ujarnya, Kamis (22/6/2023).
Soni menambahkan, pihaknya menggandeng Fakultas Ushuluddin dan Adab (FUA) IAIN Cirebon. Kedua lembaga memiliki kesamaan tujuan, yakni pada akhirnya bermuara pada usulan Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) yang dimiliki Cirebon.
Sementara itu, Dekan Fakultas Ushuluddin dan Adab (FUA) IAIN Syekh Nurjati Cirebon, Dr Anwar Sanusi MAg, menjelaskan keunggulan Cirebon dengan daerah yang lain yakni Cirebon memiliki banyak keraton.
Sehingga kehadiran dari Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah IX sangat penting untuk mengkaji naskah-naskah kuno Cirebon.
“Apa yang disampaikan tim balai sebetulnya menjadi harapan baru bagi kami, karena di sisi yang lain kita sedang menekuni persoalan-persoalan itu (naskah kuno) karena informasi yang beredar dengan naskah kuno itu jauh berbeda,” ujarnya.
Dari pertemuan tersebut, Anwar berharap, Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah IX dan Fakultas Ushuluddin dan Adab (FUA) dapat menjadi lokomotif utama dalam pelestarian naskah kuno khususnya di Cirebon, dalam mengungkap nilai-nilai budaya atau local wisdom.
Menurut Anwar, FUA mempunyai jurusn Sejarah dan Peradaban Islam (SPI), Sastra Arab dan Sastra Indonesia yang relevan dalam mengkaji naskah kuno di Cirebon.
Baca Juga:IAIN Cirebon Gelar Rakerpim Bahas Nasib 2024, Ini Program Prioritas yang Akan DikejarCeritakan Siti Nurbaya, Mahasiswi HTN IAIN Cirebon Juara 1 Story Telling OASE PTKI
Dia memandang, langkah Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah IX menggandeng FUA sudah tepat. Ada kerja sama multi sektor yang bisa didapat masing-masing pihak.