Kendalikan Laju Inflasi, BI Cirebon Perkuat Ketahanan Pangan

laju inflasi
KETAHANAN PANGAN. BI Cirebon mendorong terciptanya ketahanan pangan di tingkat keluarga guna menekan laju inflasi serta fluktuasi harga komoditas. rakcer.id/suwandi
0 Komentar

RAKCER.ID – Sepanjang 2022, Wilayah Ciayumajakuning alami inflasi cukup besar yakni 4,86 persen. Laju inflasi dipengaruhi fluktuasi harga komoditas yang bergejolak.
Secara umum fluktuasi harga komoditas terjadi pada telur dan daging ayam ras, air minum kemasan, rokok kretek filter dan tarif kereta api yang mempengaruhi laju inflasi.
Harga barang dan jasa secara umum dan terus menerus naik dalam jangka waktu tertentu memicu terjadinya laju inflasi. Dampaknya daya beli masyarakat menurun.
Guna menekan laju inflasi di Ciayumajakuning, Bank Indonesia (BI) Cirebon merekomendasikan sejumlah terobosan. Salah satunya penguatan produksi pangan dan holtikultura di tingkat keluarga.
Kepala BI Cirebon, Hestu Wibowo menuturkan, diperlukan program bersifat struktural, seperti penguatan produksi pangan dan hortikultura, termasuk urban farming, perluasan KAD, pengembangan ekosistem pangan, dan efisiensi logistik.
Selain itu mendorong realisasi fiskal pemerintah daerah yakni mendorong realisasi bantuan sosial, serta proyek yang menyerap tenaga kerja dalam rangka peningkatan daya beli masyarakat, yang didukung optimalisasi Elektronifikasi Transaksi Pemerintah Daerah (ETPD)
Kemudian, lanjut Hestu, melakukan percepatan pembangunan Infrastruktur pendukung ketahanan pangan dan logistik baik infrastruktur konektivitas, pertanian, maupun integrasi infrastruktur untuk mendorong efisiensi rantai pasok, termasuk melalui pemanfaatan teknologi digital.
Ada pula upaya menindaklanjuti kegiatan investasi dan produk unggulan. Caranya dengan meningkatkan realisasi kerjasama bisnis dengan mitra luar negeri maupun domestik untuk memperluas pasar, terutama produk manufaktur.
BI Cirebon juga mendorong kinerja ekspor dan investasi. Meningkatkan Ekspor dan investasi, termasuk investasi hijau, dan pengembangan ekonomi digital untuk mendukung keberlangsungan ekonomi jangka panjang.
Tak cuma itu, peran Pemerintah Daerah dalam pun harus dilibatkan guna meredam inflasi. Meredam tekanan inflasi pada Administered Price melalui pertimbangan yang cermat dalam kebijakan tarif yang menjadi kewenangan daerah.
Di samping itu, fluktuasi harga juga dapat ditekan dengan mendorong sistem logistik yang efisien. Yaknk mendorong daya saing, melalui penurunan ongkos angkut barang dan biaya logistik, serta mengoptimalkan penggunaan digitalisasi. *

0 Komentar