Lama Dijajah Belanda, Pesantren Tak Hilang

Lama Dijajah Belanda, Pesantren Tak Hilang
Wakil Presiden RI, KH Ma'ruf Amin menyebutkan, keberadaan pesantren tak hilang meskipun lama dijajah Belanda. FOTO : IST/RAKCER.ID
0 Komentar

CIREBON.RAKCER.ID — Pesantren di Indonesia sudah ada, jauh sebelum negeri ini merdeka. Meskipun sempat dirusak diera penjajahan, namun ternyata, lamanya dijajah Belanda, nyatanya tak menghilangkan keberadaan pesantren. Hingga kini, masih ada, terus membersamai negeri menjaga persatuan umat.

“Pesantren saya perhatikan, menjadi benteng yang kuat untuk menjaga umat. Buktinya ratusan tahun dijajah tetapi pesantren tidak hilang,” kata Wakil Presiden RI, KH Ma’ruf Amin dalam sambutannya saat menghadiri Haul KH Aqiel Siroj ke-34 dan Sesepuh Pondok Pesantren (Ponpes) KHAS Kempek Cirebon, kemarin (26/8).

Ia pun berpesan pesantren ke depan harus mampu menjadi pusat pemberdayaan ekonomi masyarakat. Agar dalam menghadapi Indonesia Emas di 2045, pesantren bisa berperan dan berkontribusi besar untuk pembangunan bangsa Indonesia.

Baca Juga:Kader NasDem, Inginkan Cawapres Anies, Kalangan PerempuanCerita Jenderal Dudung Dapat Jabatan Setelah Mandi 7 Sumur Keramat di Gunung Jati

Mantan Ketua Majlis Ulama Indonesia (MUI) menegaskan pesantren mempunyai peran strategis dalam pengembangan ekonomi masyarakat. Menyongsong Indonesia emas ditahun 2045. Harus dipersiapkan, dengan melakukan inovasi dan terobosan. Jangan sampai stagnan, tidak melihat perkembangan zaman.

“Makanya, pesantren yang ada sekarang, harus kita kembangkan bagaimana pesantren menjadi pusat pemberdayaan dan pengembangan ekonomi masyarakat. Indonesia akan menghadapi Indonesia emas di 2045,” katanya.

Oleh karena itu, lanjut dia, pesantren harus mengambil peran dan berkontribusi besar dalam pembangunan bangsa dan negara menuju Indonesia maju dan sejahtera.

Kiai kelahiran 1943 itu berharap, ke depan santri mampu mengisi tempat-tempat di mana pun untuk bisa membangun bangsa. Karena santri telah ditempa tidak hanya belajar agama, tetapi juga memperoleh pendidikan karakter dan nilai-nilai kebangsaan.

“Inilah yang membuat santri mampu mengisi tempat di mana pun untuk membangun Indonesia.

Sudah banyak santri yang telah berhasil masuk ke dalam berbagai lembaga pemerintahan dan menjadi bagian penting dalam pengambilan keputusan negara. Mereka membawa nilai-nilai integritas, kejujuran, dan keadilan yang mereka pelajari di pesantren ke dalam pemerintahan.

Santri juga berperan sebagai pemersatu bangsa. Memiliki pemahaman yang mendalam tentang toleransi dan keberagaman agama di Indonesia. Sebagai duta perdamaian, santri mampu menjaga kerukunan antaragama dan kebhinekaan.

Baca Juga:Bangunkan Masjid, Berkapasitas 1.750 Jamaah, KASAD Dudung Disebut Jenderal SantriSaid Aqil Siradj Didaulat Jadi Khatib Perdana di Masjid Syarif Abdurachman Gunung Jati Cirebon

Sementara itu, KH Said Aqil Siroj menjelaskan, pesantren lahir dari budaya atau warisan Indonesia dan pesantren merupakan sumber budaya. Jadi dari dua fungsi itu, pesantren memiliki nilai yang sangat besar.

0 Komentar