RAKCER.ID – Suhu panas tidak biasa melanda wilayah Cirebon, Indramayu, Majalengka dan Kuningan sejak lebaran tahun 2023 ini.
Suhu panas tersebut memang tidak nyaman dan sudah banyak keluhan dari warga. Jika berada di ruangan tanpa kipas angin atau AC, tidak butuh waktu lama langsung keluar keringat karena hawa panas yang tak biasa.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengungkap penyebab suhu panas tersebut. Dari hasil penelusuran, ternyata belakangan ini memang tengah terjadi lonjakan panas di luar kebiasaan.
Baca Juga:DWP BPKAD Kuningan Berbagi, Tebar Bingkisan untuk Pasukan Kuning dan Pemulung TPSA CiniruTarget Partisipasi Pemilih 80 persen, KPU Kuningan Diminta Manfaatkan Platform Media Sosial
BMKG memberi keterangan soal cuaca atau hawa panas yang terasa dan dikeluhkan masyarakat tidak saja di Ciayumajakuning, tetapi juga dirasakan warga bagian lain dari Indonesia.
Prakirawan BMKG Kertajati, Ahmad Faa Izyin mengatakan, pihaknya mencatat suhu tertinggi mencapai 37,5 derajat celcius terpantau di wilayah Tangerang Selatan.
“Untuk Cirebon, Indramayu, Majalengka dan Kuningan, di kisaran 36 sampai 36,5 derajat celcius,” ujarnya, Senin 24 April 2023.
Suhu Panas Disebabkan 5 Hal
BMKG mengungkapkan 5 penyebab kenapa cuaca atau hawa terasa lebih panas dari hari biasanya. Pertama, hawa panas ini akibat dinamika atmosfer yang terpantau tidak biasa.
Kedua, terjadi gelombang panas di wilayah Asia. Suhu panas di Asia disebabkan gerak semu matahari. Lonjakan atau kenaikan panas April 2023 ini merupakan yang terparah.
Ketiga, pemanasan global dan perubahan iklim, terjadi gelombang panas atau heatwave yang beresiko 30 kali lebih sering terjadi dari biasanya.
Keempat, dominasi monsun dari wilayah selatan Australia dan ini menjadi penanda Indonesia memasuki musim kemarau.
Baca Juga:Prajurit Satgas Yonif R 321/GT Wafat, Bupati majalengka Kutuk Aksi KKB di Nduga PapuaPimpin Gelar Pasukan Operasi Ketupat Lodaya 2023, Bupati Indramayu: Tetap Jaga Protokol Kesehatan
Kelima, intensitas maksimum radiasi sinar matahari akibat cuaca cerah dan relatif tidak terhalangi oleh gumpalan awan.
Akibat lima penyebab tersebut, sebagian besar wilayah Indonesia mengalami panas lebih tinggi termasuk di pantura Jawa Barat, di wilayah Ciayumajakuning.
“Nah karena lima penyebab di atas, suhu di lingkungan panas dan membuat tubuh merasa tidak nyaman,” ujarnya. (hsn)