Menghapus Stigma Kusta dengan Selotip dan Sepatu Boot

kusta
PERAWATAN. Erna Hermanawati, salah satu keluarga yang intensif membantu merawat Wahyu, pasien kusta hingga sembuh.
0 Komentar

RAKCER.ID – Rutinitas Wahyu Hermawan yang telah divonis sebagai pasien Kusta pada tahun 2010 telah membuat hidupnya berubah. Begitupun caranya bersosialisasi maupun berkomunikasi dengan orang-orang yang ada di sekitarnya.

Pandangan umum masyarakat, tetangga saudara maupun anggota keluarga mulai menjaga jarak aman karena tak ingin tertular. Hingga saat ini stigma masyarakat umum bahwa jika terlalu dekat, apalagi bersentuhan kulit dengan pasien kusta maka secara otomatis akan tertular penyakit tersebut.

Kenyataan itu bisa saja benar, juga sekaligus salah. Faktanya, kondisi Wahyu Hermawan (49 tahun) pasien Kusta yang divonis sejak tahun 2010 lalu saat ini tidak terlalu dikucilkan. Hanya ‎ketika dia tidak bisa berdiri dan jalannya merayap saja, orang tidak berani mendekati Wahyu.

Baca Juga:Bola Tangan Kabupaten Cirebon Gelar CHC 3, Beri Atlet Menit Bermain Lebih BanyakRelawan Beta Gibran Peduli Ekonomi dan Lingkungan

Ketua RT yang rumahnya tidak jauh dari rumah pasien, Parta mengatakan, awal-awal pasien Kusta atas nama Wahyu memang kerap dihindari. Alasanya karena tidak ingin tertular penyakit serupa. Hanya saja, karena saat ini kondisinya telah berangsur membaik, juga telah dinyatakan sembuh, pandangan umum masyarakat di sekitar Wahyu ‎sudah kembali normal.

“Terkadang saya mengantarkan Wahyu untuk membeli lauk-pauk ke pasar. Saya bonceng dia menggunakan motor,” ungkap Parta, saat ditemui di rumahnya, akhir Oktober 2023 lalu.

Parta menegaskan, saat ini kondisi Wahyu telah seperti orang sehat pada umumnya, ketika ingin berobat jalan pemeriksaan ke Puskesmas, karena sakit demam atau batuk misalnya, maka selalu diantar olehnya.

“Karena terakhir diperiksa, Wahyu melakukan tes urine, tes darah, kata dokternya sudah normal,” ujar Parta.

Parta berani dekat dengan pasien Kusta karena ketika pihak puskesmas memeriksa Wahyu yang jaraknya berdekatan, petugas Puskesmas terlihat biasa-biasa saja. Berbicara dan berkomunikasi antara tim pegawai kesehatan dengan Wahyu yang pasien Kusta jaraknya berdekatan.

“Pegawai yang memeriksa Wahyu jaraknya berdekatan, berarti memang penyakit yang dialami Wahyu sudah tidak menular,” ujarnya.

Sepengetahuan Parta, Wahyu sering membantu tetangganya yang sedang mengadakan hajatan pernikahan atau khitanan. Wahyu sudah biasa bercanda dengan para tetangga.

Baca Juga:Diet Makanan Mentah atau Raw Food Ampuh untuk Obati Penyakit KustaSemakin Banyak Kasus, Dinkes Majalengka Berikan Perawatan Gratis untuk Pasien Kusta

“Dalam hajatan, Wahyu suka ikutan bantu-bantu. Ketika ada tahlilan di blok manapun, dia pun akan hadir. Karena dari sana, dia akan dapat upah atau bingkisan untuk makan sehari-hari,” ungkapnya.

0 Komentar