CIREBON, RAKCER.ID – Dalam menghadapi pemilu 2024, Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia (Kominfo) mengambil langkah proaktif untuk mengatasi permasalahan serius yang mengintai, yaitu banjirnya misinformasi. Untuk itu dalam artikel kali ini kami akan membahas secara lengkap mengenai soal ancaman mis informasi dalam pemilu 2024, dan peran kominfo dam Masyarakat.
Ancaman misinformasi ini tidak hanya mengganggu integritas pemilu, tetapi juga berpotensi menciptakan kekacauan di masyarakat. Untuk menangani masalah ini, Kementerian Kominfo telah menyoroti pengalaman selama pandemi COVID-19, ketika masyarakat menerima informasi dari sumber yang tidak kredibel, yang akhirnya menimbulkan masalah.
Berikut Informasi Selengkapnya Mengenai Peran Kominfo dan Masyarakat Soal Misinformasi Jelang Pemilu 2024:
Menurut Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo, Semuel A. Pangerapan, kecepatan dalam menyampaikan informasi dari badan atau lembaga yang memiliki otoritas sangat penting.
Baca Juga:CATAT! Bulan Depan Pemerintah Bagi-bagi Rice Cooker Gratis, Ini AlasannyaKEREN! Suara Pemuda di Pemilu 2024: Menuntut Solusi Holistik untuk Isu Lingkungan dan Pembangunan Berkelanjuta
Dalam situasi di mana kekosongan informasi dapat menciptakan ruang bagi misinformasi untuk berkembang, badan otoritas harus menjalankan peran mereka dengan cepat dan efisien. Pangerapan juga menggarisbawahi pentingnya partisipasi peserta pemilu dalam membantu mengurangi dampak buruk misinformasi.
Peserta pemilu, dengan basis pendukung mereka yang besar, memiliki peran penting dalam menyebarkan informasi yang benar dan menghindari menyebarkan informasi palsu.
Dalam upayanya untuk mengatasi masalah ini, Kementerian Kominfo berfokus pada integritas peserta pemilu dan pentingnya memiliki channel-channel resmi sebagai rujukan. Integritas peserta pemilu adalah kunci dalam meminimalisir dampak negatif misinformasi.
Jika peserta pemilu tidak mempraktikkan integritas dalam kampanye mereka, pengikut mereka dapat terbawa oleh gelombang informasi palsu yang merugikan. Oleh karena itu, rujukan kepada channel-channel resmi menjadi penting, sehingga ketika ada pertanyaan atau ketidakpastian, orang dapat memverifikasinya dengan mudah.
Salah satu aspek penting lainnya dalam upaya mengatasi misinformasi adalah penelitian dan kajian. Hasil survei dari Centre for Strategic and International Studies (CSIS) dan Google Indonesia memberikan data berharga yang dapat digunakan sebagai referensi dalam menentukan program dan mengkaji ulang program yang ada di Kementerian Kominfo.
Kajian tersebut memberikan wawasan tentang seberapa serius permasalahan misinformasi ini dan memungkinkan pemerintah untuk merancang strategi yang lebih efektif dalam memerangi misinformasi sehubungan dengan pemilu.