Nguri-nguri Budaya, Maba FITK IAIN Cirebon Diajari Tidak Lupa Jati Diri

PBAK. PBAK dilaksanakan di Halaman FITK diikuti 1185 maba. Kegiatan dihadiri oleh Dekan FITK Dr H SaifuddinMAg didampingi wadek I, wadek II, wadek III, kabag TU, ketua jurusan dan sekretaris jurusan masing-masing. FOTO : IST/RAKCER.ID
PBAK. PBAK dilaksanakan di Halaman FITK diikuti 1185 maba. Kegiatan dihadiri oleh  Dekan FITK Dr H SaifuddinMAg didampingi wadek I, wadek II, wadek III, kabag TU, ketua jurusan dan sekretaris jurusan masing-masing. FOTO : IST/RAKCER.ID
0 Komentar

CIREBON, RAKCER.ID – Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) IAIN Syekh Nurjati Cirebon mengusung tema ‘Nguri-nguri Budaya, Memayu Hayuning Bawana’. Tema itu dipilih agar maba tidak lupa jati diri mereka.

PBAK dilaksanakan di Halaman FITK diikuti 1185 maba. Kegiatan dihadiri oleh  Dekan FITK Dr H SaifuddinMAg didampingi wadek I, wadek II, wadek III, kabag TU, ketua jurusan dan sekretaris jurusan masing-masing.

Dalam sambutannya, Dekan FITK Dr H Saifuddin MAg didampingi unsur dekanat menyampaikan atas nama pimpinan dan seluruh jajarannya mengucapkan selamat datang dan selamat sukses kepada maba yang mana kamus sedang bertrasformasi menjadi universitas.

Baca Juga:Mahasiswa BKI Disiapkan Lanjut Studi atau Kerja di JermanPBAK FUA IAIN Cirebon Usung Tema Moderasi Beragama

“Aatas nama pak rektor dan seluruh jajarannya dan fakultas mengucapkan selamat datang dan salam sukses untuk para mahasiswa yang tahun ini akan kuliah di IAIN Syekh Nurjati Cirebon, kampus yang sedang  bertransformasi menjadi universitas,” kata dia.

Tema ‘Nguri – nguri Budaya, Memayu Hayuning Bawana’ yang artinya memelihara kesejahteraan dunia atau keindahan dunia. Sekarang ini sudah sulit mencari kader muda yang suka akan kebudayaan. Anak -anak sekarang ini lebih suka kebudayaan dari luar dari pada belajar kebudayaan asli Indonesia.

IAIN Cirebon sebagai institusi pendidikan, bisa sebagai wadah untuk menyalurkan kebudayaan asli Indonesia kepada mahasiswa. Bentuk pelestarian budaya ini bisa disampaikan dalam kurikulum supaya kader muda itu  tidak buta dengan kebudayaan kita sendiri.

“Kalau bukan kita yang melestarikan kebudayaan ini siapa lagi dan kapan lagi kita bisa menjadi penerus dan pelestari kebudayaan asli Indonesia. Secara tidak langsung kita tenaga pendidik wajib nguri-uri kebudayaan jawa dengan cara mengenalkan dan meneruskan kepada generasi penerus,” jelasnya.

Saifuddin berharap PBAK menjadi gerbang pengenalan untuk memasuki dunia akademik yang membawa mahasiswa untuk studi tepat waktu juga mengengkan kepribadian yang moderat.

PBAK adalah singkatan dari Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan yang dilaksanakan oleh panitia dan diawasi oleh dosen-dosen yang bertanggung jawab mengenai kegiatan tersebut.

Dari PBAK ini mahasiswa baru bisa mengenal lebih jauh lagi kampus yang menjadi tempat kalian menuntut ilmu nantinya. Mulai dari prestasi apa saja yang pernah diukir, organisasi dan lembaga apa saja yang bisa kalian ikuti, dan tak kalah penting. Kalian mahasiswa baru mengenal lebih dekat tentang profil para dosen dan fakultas kalian masing-masing.

0 Komentar