Pentingnya Menurunkan Ambang Batas Obesitas: Studi Ungkap Hubungan BMI dan Risiko Kanker

Risiko Kanker
Penelitian ini menjadi bagian dari serangkaian temuan terbaru yang menggambarkan kompleksitas hubungan antara berat badan dan risiko kanker. Foto: Pinterest/RAKCER.ID
0 Komentar

CIREBON, RAKCER.ID – Para ahli kesehatan telah mengusulkan penurunan ambang batas obesitas setelah dua penelitian yang dilakukan di Swedia menemukan bahwa jutaan orang dengan Indeks Massa Tubuh (BMI) normal juga berisiko terkena berbagai jenis kanker.

Untuk itu dalam artikel kali ini kami akan membahas informasi selengkapnya mengenai pentingnya menurukan ambang batas obesitas, study ungkap BMI dan resiko kanker. Yuk simak informasi selengkapnya dalam artikel berikut ini.

Penelitian tersebut menyoroti perlunya mendefinisikan kembali berat badan normal, terutama untuk orang dewasa muda.

Baca Juga:Rahasia Latte Art Sempurna: Pemilihan Susu dan Teknik Frothing yang TepatRumah Impian: Inspirasi Desain yang Menggoda untuk Kesejahteraan dan Kesenangan Anda

Berikut Hubungan BMI dan risiko kanker:

BMI, yang mengukur jumlah lemak tubuh seseorang dibandingkan dengan tinggi badannya, umumnya memiliki rentang kesehatan antara 18,5 dan 24,9. Tetapi dua penelitian tersebut menunjukkan bahwa bahkan pria dengan BMI antara 20 dan 22,5 memiliki risiko peningkatan terkena delapan jenis kanker, termasuk kanker kepala dan leher, pankreas, dan hati.

Peneliti di Swedia melacak lebih dari 1,5 juta pria selama hampir 40 tahun untuk menemukan hubungan antara berat badan remaja dan risiko kanker di masa depan. Hasilnya mengejutkan, menunjukkan bahwa mereka yang memiliki BMI minimal 25 ketika berusia 18 tahun lebih mungkin mengembangkan 17 jenis kanker yang berbeda, termasuk kanker kepala dan leher, otak, tiroid, kandung kemih, dan hati.

Meskipun begitu, yang lebih mencengangkan adalah bahwa bahkan mereka dengan BMI normal memiliki kemungkinan 49 persen lebih besar terkena delapan jenis kanker, seperti kepala dan leher, esofagus, lambung, pankreas, hati, ginjal, melanoma, dan limfoma non-Hodgkin.

Profesor Maria Åberg dari University of Gothenburg menyatakan perlunya mendefinisikan ulang berat badan normal untuk orang dewasa muda. Ini mencerminkan temuan bahwa berat badan optimal pada usia tersebut cenderung berada pada kisaran yang lebih rendah daripada definisi saat ini.

Penelitian pada anak-anak juga menyoroti dampak obesitas pada sistem kekebalan tubuh dan perubahan sel yang membuat tubuh lebih rentan terhadap kanker. Oleh karena itu, penelitian ini memberikan pemahaman mendalam tentang pentingnya mengelola berat badan sejak usia muda untuk mengurangi risiko kanker di masa depan.

0 Komentar