CIREBON, RAKCER.ID – DPD Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Kabupaten Cirebon memenuhi persyaratan keterwakilan perempuan dibursa pencalegan tahun 2024. Angkanya melebihi batas minimal 30 persen di setiap daerah pemilihan (dapil) nya.
Tepatnya, diangka 42,9 persen keterwakilan Caleg PKS. Setiap dapilnya, ada 3 caleg dari kalangan perempuan. Ketika dipersentasekan, setiap dapilnya melebihi batas minimal.
Sebut saja seperti di Dapil 1, keterwakilan perempuannya diangka 37,5 persen. Dapil 2, 42,9 persen. Kemudian di dapil 3, angkanya ada di 50,0 persen.
Baca Juga:FCTM Tuding Luthfi Penghalang Cirebon Timur MandiriEksekutif Tunggu Keseriusan DPRD Tangani Revisi Perda RTRW
” Di dapil 4, caleg dari kalangan perempuannya ada 37,5 persen, dapil 5 Caleg perempuannya diangka 42,9 persen kemudian 50,0 persen dan di dapil 6 nya. Kemudian di dapil 7 kita memiliki caleg perempuan 42,9 persen,” ungkap Ketua DPD PKS Kabupaten Cirebon, H Junaedi ST kepada Rakcer.id, Senin (20/11).
Sehingga ditotalkan, jumlah persentase keterwakilan caleg perempuannya, diangka 42,9 persen. Ia pun merasa aneh, kenapa sejauh ini partainya seringkali diberi stigma konservatif dan sering difitnah tidak ramah terhadap perempuan.
Yang terjadi saat ini, justru sebaliknya, menjadi satu-satunya partai yang memenuhi syarat keterwakilan perempuan lebih dari 30 persen disetiap Dapil.
Mas Jun–begitu akrab disapanya menegaskan DPD PKS Kabupaten Cirebon sungguh-sungguh memberi ruang kepada perempuan.
“PKS bukan hanya membuka ruang kepada perempuan untuk berpartisipasi dalam politik praktis, tapi juga secara sungguh-sungguh menuangkannya dalam suatu kebijakan yang nyata,” katanya.
“Hanya PKS lah yang mampu memenuhi keterwakilan Caleg perempuan di tiap dapil lebih dari 30 persen. Tertinggi diantara semua parpol peserta pemilu lainnya,” lanjutnya.
Politik dan perempuan lanjut Mas Jun adalah dua pihak yang saling menguatkan. Di tengah-tengah praktek politik yang cenderung mengabaikan nurani, kehadiran politisi perempuan diharapkan bisa menekan praktek politik yang tidak baik seperti itu.
Baca Juga:44 Hektare Lahan Sawah Dilindungi (LSD) di Kabupaten CirebonDamkar Sosialisasikan Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran
“Politisi perempuan juga diharapkan lebih peka dan sensitif terhadap issue kemiskinan, stunting atau gizi buruk,” katanya.
“Kemudian terkait kenakalan remaja dan lain-lain. Karena fenomena tersebut sudah menjadi bagian tidak terpisahkan dari keseharian aktivitasnya,” pungkasnya. (zen)