Sejarah dan Tradisi Kue Kering Saat Lebaran Idul Fitri, Dari Hantaran Orang Belanda ke Bangsa Priyayi

Sejarah dan Tradisi Kue Kering Saat Lebaran Idul Fitri, Dari Hantaran Orang Belanda ke Bangsa Priyayi
Sejarah kue kering, sajian yang selalu ada saat lebaran. Foto: Pinterst/rakcer.id
0 Komentar

CIREBON, RAKCER.ID – Dibalik setiap kenikmatan kue kering yang kita nikmati seti kali lebaran tiba, ternyata terdapat kisah yang menarik tentang perjumpaan dua budaya yang berbeda antara Indonesia dan juga Belanda. 

Pada awalnya, kue kering adalah makanan khas perayaan Natal bagi orang-orang Belanda di Hindia Belanda (Kini Indonesia). 

Akan tetapi, melalui beberapa peristiwa yang terjadi dan melibatkan perayaan lebaran dan juga pertukaran budaya, kue kering dengan cepat menemukan tempatnya dalam tradisi lebaran masyarakat Indonesia. 

Baca Juga:Tampil Lebih Elegan dengan 5 Inspirasi Outfit Busana Lebaran 2024Sutradara Joko Anwar Berikan Perhatian Khusus untuk Pemain Anak dalam Siksa Kubur, Mengapa Ini Penting?

Dahulu, pada saat perayaan lebaran orang-orang Belanda memberikan hantaran kue kering kepada para kaum pribumi khususnya pada kalangan Priyayi. 

Hal ini memulai proses perpindahan budaya yang berkelanjutan, dimana kue kering akhirnya menjadi salah satu sajian utama dalam perayaan lebaran di Indonesia. 

Namun, perjalanan kue kerinhg tidak berhenti distu. Seiring ebrjalannya waktu dan dengan adanya modifikasi bahan, kue kering mengalami sedikit transformasi. 

Bahan-bahan yang semula mungkin sulit ditemukan atau mahal, seperti mentega dan gula yang digantikan dengan bahan-bahan lokal yang lebih terjangkau seperti margarin dan gula pasir.Hal ini memungkinkan untuk kue kering dapat diproduksi dan lebih terjangkau bagi masyarakat luas. 

Tidak hanya itu, modifikasi juga terjadi pada bentuk dan penamaan kue kering itu sendiri. Sebagai contih, kue kastangel yang awalnya di kenal dengan nama Belanda “Kaastengels”, telah menagalami transformasi bentuk dari yang aslinya lebih ramping dan panjang menjadi bentuk yang lebih pendek dan beragam. 

Begitu pula dengan penamaannya yang telah disesuaikan dengan bahasa dan budaya lokal. 

Kini, kue kering yang menjadi bagian yang tak terpisahkan dari perayaan lebaran di Indonesia adalah adalah hasil dari proses panjang transfer budaya dari Belanda yang terjadi selama berabad-abad.

Baca Juga:"Menjelang Ajal": Kisah Horor Seorang Ibu dalam Perjuangan Hidupnya, Segera Rilis Akhir Bulan April 2024!Harga Emas Melonjak! Potensi Keuntungan Investo Emas Mencapai Rp1.283.000 per Gram

Meskipun asal-usulnya mungkin berasal dari dari tradisi natal, kue kering telah berhasil menemukan tempatnya dalam kekayaan budaya Indonesia dengan disesuaikan dari segi bahan, bentuk dan penamaan. 

Sejarah unik ini memberikan kita pandangan yang menarik tentang bagaimana pertukaran budaya dapat menghasilkan sesuatu yang baru dan unik. Kue kering bukan hanya sekedar makanan saja, melainkan sebuah simbol dari integrasi budaya yang memperkaya warisan kuliner Indonesia. 

0 Komentar