Success Story Petani Milenial

TAMPIL DI KICK ANDY. Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil (kiri) tampil bersama perwakilan petani milenial pada acara Kick Andy di Auditorium Institut Pertanian Bogor (IPB), Kamis (24/3).
TAMPIL DI KICK ANDY. Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil (kiri) tampil bersama perwakilan petani milenial pada acara Kick Andy di Auditorium Institut Pertanian Bogor (IPB), Kamis (24/3).
0 Komentar

RAKYATCIREBON.ID – Program Petani Milenial yang menjadi unggulan Pemerintah Provinsi Jawa Barat, melahirkan anak muda yang sukses sebagai petani. Irfan Rahadian, yang merupakan pemilik ladang dan warung kopi Kiwari Farmers di kaki gunung Manglayang, Bandung, Jabar.

Menyandang dua gelar master lulusan S2 Unpad dan Jerman, pemuda asal Bandung ini tetap bangga menjadi petani kopi. Bisnis kopinya dimulai pada tahun 2018 setelah menyelesaikan studinya di Jerman. Melihat potensi kebun milik ibunya, Irfan meneruskan usaha ibunya dan memperluas lahan.

Tidak hanya berbisnis, Irfan juga menghimpun warga yang ingin bertani kopi sekaligus mentransfer ilmunya. Sehingga membuat Irfan menjadi salah satu petani milenial yang berhasil membuat warganya menjadi berdaya.

Baca Juga:Antre Dini Hari Baru dapat BBM Pukul 13.00 WIBKalian Semua Pejuang, Perintis!

Dari hasil menjadi petani kopi, ia berhasil meraup omzet sekitar Rp100 juta per bulan. Tak hanya itu saja, jiwa mengajarnya juga akhirnya kembali. Padahal, dulu ia sempat menjadi dosen di Unpad dan rela meninggalkannya demi usaha kopi.

Karena keberhasilannya ini, banyak mahasiswa magang dari berbagai perguruan tinggi yang belajar pertanian bersamanya. “Mendua itu kan susah. Saya khawatir mahasiswa saya terabaikan. Akhirnya saya pilih menjadi petani. Sekarang saya bisa kembali mengajar mahasiswa, bukan di Unpad tapi di ladang saya,” kata Irfan.

Petani Milenial lainnya, Sarimun, menceritakan pengalamannya mengikuti Program Petani Milenial. Dia merasa terbantu karena adanya pelatihan dan pemasaran produk dari pemerintah provinsi. “Adanya pelatihan dari pemerintah provinsi untuk meningkatkan skill kita, sama nanti dicariin juga market kita,” kata Sarimun kepada wartawan.

Omzet pria asal Pangandaran tersebut menjadi petani kopi mencapai Rp50-70 juta per bulan. Dia berharap program Petani Milenial semakin dikembangkan. “Harapannya Petani Milenial semakin dikembangkan, dan yang sudah tetap dipantau pengembangannya supaya tidak putus. Jadi nggak cuma di tahun ini, tapi ke depannya juga tetap berlanjut,” ujarnya. (and)

0 Komentar