Tradisi Adat Pasang Panjeran Harus Dipertahankan

DILESTARIKAN. Wakil Bupati Cirebon, Hj Wahyu Tjiptaningsih mengapresiasi masyarakat yang masih menjaga tradisinya.
DILESTARIKAN. Wakil Bupati Cirebon, Hj Wahyu Tjiptaningsih mengapresiasi masyarakat yang masih menjaga tradisinya.
0 Komentar

RAKYATCIREBON.ID – Kabupaten Cirebon memiliki banyak tradisi. Eksistensinya hingga kini masih ada dan diyakini masyarakat. Salah satunya, tradisi adat Pasang Panjeran yang masih dijaga warga Desa Kalideres, Kecamatan Kaliwedi.

Wakil Bupati Cirebon, Hj Wahyu Tjiptaningsih SE MSi memberikan apresiasi kepada masyarakat Desa Kalideres Kecamatan Kaliwedi yang masih menjaga adat Pasang Panjeran. Menurutnya, acara tersebut merupakan hajatnya masyarakat petani sebagai tradisi di sektor budaya dalam pertanian.

“Tradisi ini  harus dipertahankan. Ini budaya yang sudah turun temurun dan sudah menjadi tradisi di Kabupaten Cirebon,” kata Ayu–sapaan akrabnya, Jumat (18/2).

Baca Juga:Bupati: Kalau Tidak ada Petani Kita Makan ApaIkut Jaga Stok Darah di Cirebon, PT CPS Gelar Aksi Donor

Ayu juga menilai, tradisi ini juga dapat diartikan sebagai simbol rasa syukur kepada sang pencipta. Ini juga sebagai tanda, bahwa masyarakatnya patuh kepada sang maha kuasa, dan pertanda selesainya musim tanam.

“Bisa dikatakan juga ini sebagai tolak bala. Kan sudah menjadi tradisi budaya masyarakat. Maknanya adalah, pelaksanaan tradisi ini kaya dengan nilai-nilai kemanusiaan yang bersifat universal,” ungkap Wabup.

Menurutnya, tradisi adat pasang panjeran mempunyai nilai-nilai kearifan lokal yang menarik untuk dipelajari. Nilai yang bisa diambil adalah, persatuan antara rakyat dengan pemimpinnya serta nilai gotong royong. Maknanya yaitu, rata sama rasa dan religius. Ini terungkap dalam simbol dari upacara-upacara yang disajikan.

“Terlihat melalui bentuk doa-doa dan ritual-ritual lainnya. Jadi pemahaman terhadap nilai- nilai tersebut kemudian dapat ditransformasikan dalam membangun kehidupan masyarakat dalam bertanike taraf yang lebih baik,” terangnya.

Ayu menambahkan, makna yang bisa diambil yaitu dari sisi pendidikan, ekonomi maupun solidaritas sosial budaya. Dirinya meminta tradisi adat Pasang Panjeran terus dipertahankan. Karena merupakan kegiatan ritual tradisi budaya yang masih dan tetap dipertahankan setiap tahunnya.

“Pemkab Cirebon bahkan menetapkan tujuan lain dari pelestarian tradisi sebagai wilayah yang kental dengan budaya islam di tanah jawa barat. Saya berharap, kegiatan adat ini dapat memberikan refleksi kepada seluruh masyarakat, tentang pentingnya rasa syukur kepada sang pencipta,” pungkasnya. (zen)

0 Komentar