CIREBON, RAKCER.ID – Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Cirebon terus melakukan pengubinan untuk memperoleh data produktivitas padi di tingkat petani. Metode ini dilakukan setiap subround atau tiga kali dalam setahun, dengan tujuan mendapatkan gambaran luas panen dan hasil per hektar.
Kepala BPS Kota Cirebon, Aris Budiyanto SST MSi menjelaskan, bahwa pengubinan dilakukan berbasis koordinat menggunakan teknik Kerangka Sampel Area (KSA).
“Jadi, BPS Kota Cirebon melakukan ubinan sawah itu berbasis dari peta koordinat itu menggunakan teknik Kerangka Sampel Area (KSA),” jelasnya.
Baca Juga:Bocah Umur 15 Tahun Tenggelam di Pintu Air Sungai Cibulu Kabupaten CirebonPetani Kabupaten Indramayu Merana akibat Hama dan Curah Hujan Tinggi Jadi Biang Kerok Gagal Tanam
Ia juga menambahkan bahwa setiap bulan BPS memantau tumbuh kembang padi pada lahan baku sawah yang telah dipetakan melalui citra satelit oleh Badan Pertanahan Nasional (BPN).
Sampel pengubinan diambil dari area berukuran 300×300 meter persegi, kemudian diseleksi lagi menjadi sembilan titik sampel dengan ukuran masing-masing 2,5×2,5 meter persegi.
“Kami juga memantau tumbuh kembang padi pada lahan baku sawah yang telah dipetakan oleh BPN melalui citra satelit, pengambilan sampel pengubinan diambil dari area yang berukuran 300×300 meter persegi kemudian diseleksi kembali menjadi 9 titik sampel dengan ukuran masing-masing 2,5 x 2,5 meter persegi,”tambahnya.
Aris juga mengungkapkan bahwa menurut data dari Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) menunjukkan bahwa luas baku sawah dan luas panen di Kota Cirebon mengalami penurunan signifikan.
“Menurut data pada tahun 2019, luas baku sawah tercatat 277 hektar, namun berdasarkan data terbaru tahun 2024, luasnya menyusut menjadi 93 hektar. Konversi lahan menjadi perumahan dan kawasan industri menjadi faktor utama penyusutan ini,” ungkapnya.
“Dari sisi luas panen, Kota Cirebon juga mengalami tren penurunan dalam tiga tahun terakhir. Pada tahun 2021, luas panen mencapai 231,68 hektar, kemudian menurun menjadi 159,8 hektar pada 2022, dan kembali turun menjadi 137,1 hektar pada 2023. Faktor cuaca, kekeringan, dan gagal panen menjadi penyebab utama berkurangnya luas panen dibandingkan luas tanam,” tambahnya.
Meski terus menerus mengalami penurunan, Saat ini Kota Cirebon masih memiliki beberapa hektar sawah meski Kota Cirebon sendiri tergolong wilayah perkotaan yang memiliki lahan pertanian terbatas.