Banjir di Demak pada Tahun 2024 menjadi yang Terparah dalam Sejarah dan Berpotensi Munculkan Selat Muria Lagi!

Masjid di Demak pada Tahun 2024 menjadi yang Terparah dalam Sejarah dan Berpotensi Munculkan Selat Muria Lagi!
Kondisi banjir menggenangi area serambi Kompleks Makam Sunan Kalijaga, Kadilangu, Demak. selasa(19/3). FOTO: twitter.com/Jateng_twit
0 Komentar

Isu kemunculan kembali Selat Muria didasarkan pada aktivitas geologis seperti aktivitas vulkanik, tektonik, dan sedimentasi yang menyebabkan selat tersebut menjadi dangkal dan membentuk daratan seperti saat ini.

Banjir yang terjadi belakangan ini dianggap sebagai isyarat kemunculan kembali Selat Muria.

Sejarahnya Selat Muria Menjadi Dangkal

Menurut Universitas Diponegoro, Selat Muria semakin dangkal setelah abad ke-17, meskipun perahu kecil masih bisa melintasi selat ini dari Demak hingga Juwana saat musim hujan.

Baca Juga:Pemenang Pilpres 2024 Jatoh ke Tangan Prabowo Subianto Setelah Gagal 4 Kali PencalonanSaatnya Memberikan Hasil untuk Pelatih India Igor Stimac di Kualifikasi Piala Dunia FIFA Afghanistan vs India

Pada tahun 1996, seorang peneliti bernama Lombard menjelaskan bahwa air laut dari Selat Muria masih tersisa di dataran Jawa, dikenal sebagai Bledug Kuwu.

Hilangnya Selat Muria dianggap sebagai kemunduran bagi Kerajaan Demak yang pernah berjaya, karena wilayah Demak yang dulunya berada di tepi Selat Muria sekarang dikelilingi oleh daratan.

Terlepas dari isu tentang Selat Muria, banjir di pantura Jawa Tengah disebabkan oleh kerusakan ekologis.

Walhi (Wahana Lingkungan Hidup Indonesia) Jateng (Jawa Tengah) mencatat bahwa masalah tata ruang yang hanya memperhatikan pertumbuhan ekonomi menjadi masalah utama di wilayah tersebut.

Wilayah pesisir utara Jawa Tengah selama dua tahun terakhir telah mengalami bencana ekologis seperti banjir rob, penurunan muka tanah, dan abrasi, yang diperparah oleh ketidakseimbangan antara pembangunan dan konservasi lingkungan serta krisis iklim.

0 Komentar