Hewan yang Melakukan Reproduksi Secara Bunuh Diri: Ada yang Penuh Gizi

hewan yang melakukan reproduksi secara bunuh diri
Oposum menjadi salah satu contoh dari hewan yang melakukan reproduksi secara bunuh diri. FOTO: ISTIMEWA/RAKCER.ID
0 Komentar

CIREBON, RAKCER.ID – Tazmanian devil merupakan karakter animasi yang diambil dari hewan khas Australia yang hanya terdapat di pulau Tazmania.

Namun tahukah Anda, bahwa tazmanian devil hanya mampu melakukan reproduksi sekali dalam seluruh hidupnya? hal itu dikarenakan Tazmanian devil menjadi salah satu hewan yang melakukan reproduksi secara bunuh diri.

Reproduksi adalah suatu proses yang dilakukan oleh makhluk hidup untuk menghasilkan keturunan.

Baca Juga:Fakta Menarik Ikan Salmon Pasifik: Selain Banyak Gizi, Bisa Berubah menjadi ZombiePrediksi PSV vs Arsenal di Liga Champions 2023/2024: Kunci Lolos PSV adalah Menang dari Arsenal

Namun, terdapat beberapa hewan yang melakukan reproduksi secara bunuh diri. Peristiwa reproduksi yang menyebabkan kematian ini dikenal dengan istilah semelparity.

Beberapa alasan mendukung fenomena rhewan yang melakukan reproduksi secara bunuh diri ini adalah salah satunya dikarenakan hewan-hewan ini memiliki masa hidup yang singkat, sehingga mereka harus mengalokasikan seluruh energi untuk bereproduksi dalam satu kesempatan.

Ada juga penjelasan lain yang menyebutkan bahwa faktor lingkungan seperti kondisi alam yang tidak memungkinkan hewan-hewan tersebut untuk berkumpul secara rutin.

Hewan-hewan yang melaksanakan reproduksi semelparity dikenal sebagai hewan semelparous. Secara umum, proses reproduksi ini lebih sering terjadi pada serangga. Namun, ada beberapa jenis hewan lainnya yang juga mengadopsi cara reproduksi ini.

Tertarik mengetahui beberapa hewan yang melaksanakan reproduksi semelparity? Mari kita lihat tujuh hewan tersebut untuk memperluas pengetahuan Anda.

Hewan yang Melakukan Reproduksi Secara Bunuh Diri

1. Oposum

Oposum atau Didelphidae sp adalah hewan asli Amerika Selatan. Ia adalah pemanjat handal yang menghabiskan sebagian besar hidupnya di atas pohon.

Oposum memiliki siklus hidup yang pendek. Baik jantan atau betina akan segera mati setelah bereproduksi seksual ataupun melahirkan.

Baca Juga:Pegipegi Tutup usai 12 Tahun Beroperasi di IndonesiaWasit di Liga Turki Dipukul oleh Presiden Klub Ankaragucu, Erdogan Geram

Dilansir dari jurnal The Royal Society, ketika dekat masa kawin tubuh oposum jantan akan menghasilkan banyak kortikosteroid.

Hal ini dilakukan untuk memungkinkan terjadinya proses katabolisme protein. Katabolisme mengubah protein menjadi energi untuk mendapatkan stamina yang baik ketika melakukan reproduksi seksual.

Namun sayangnya, peningkatan kadar kortikosteroid memiliki efek negatif bagi tubuh oposum. Oposum dapat menderita anemia, ulserasi gastrointestinal, dan menurunnya respons imun tubuh terhadap penyakit.

Hal ini lah yang kemudian menyebabkan oposum akan mudah mati setelah bereproduksi.

0 Komentar