MENAKJUBKAN! Desa Adat Wae Rebo Tertinggi di Indonesia, Dihuni Hanya 7 Rumah, Simak Sejarah Lengkapnya

MENAKJUBKAN! Desa Adat Wae Rebo Tertinggi di Indonesia, Dihuni Hanya 7 Rumah, Ini Sejarah Lengkapnya
foto rumah adat desa Waerebo, Desa tertinggi di Indonesia. foto: pinterest
0 Komentar

CIREBON, RAKCER.ID – Menakjubkan Desa Tertinggi di Indonesia, kamu pernah dengar tentang Desa Adat Wae Rebo? hanya dihuni 7 rumah saja, simak selengkapnya!

Terletak di Kabupaten Manggarai di Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur, desa wisata yang satu ini pernah menerima Top Award of Excellence dari UNESCO dalam UNESCO Asia Pacific Heritage Awards 2012, yang diumumkan di Bangkok pada 27 Agustus 2012.

Penasaran kan, apa saja sih yang unik di Desa Adat Wae Rebo tertinggi di Indonesia ini? Yuk, baca artikel ini sampai selesai.
Wae Rebo atau Wae rebo adalah sebuah desa adat terpencil dan misterius di Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur.

Baca Juga:11 Contoh Motif Gorden sebagai Gaya Dekorasi Ruangan yang UnikPengaruh Perkembangan Fashion di Kalangan Remaja yang Bisa Mengubah Gaya Hidup!

MENGUPAS SEJARAH KEINDAHAN DESA WAE REBO TERTINGGI DI INDONESIA

Desa Adat Wae Rebo tertinggi di Indonesia merupakan salah satu destinasi wisata budaya di Kabupaten Manggarai. Terletak di ketinggian 1.200 meter di atas permukaan laut. Di kampung ini hanya terdapat 7 rumah utama atau yang disebut sebagai Mbaru Niang.

Desa adat Wae Rebo tertinggi di Indonesia dinyatakan UNESCO sebagai Warisan Budaya Dunia pada Agustus 2012 dengan menyisihkan 42 negara lainnya. Wae sendiri dalam bahasa manggarai artinya ialah “air”. Penulisan waerebo menggunakan 1 kata dan tidak memakai spasi seperti yang ditulis media.

Desa Adat Wae Rebo tertinggi di Indonesia sendiri sudah berumur 1200 tahun dan sudah memasuki generasi ke 20. Dimana 1 generasi berusia 60 tahun lamanya.

Sejarah

Menurut legenda masyarakatnya, nenek moyang mereka berasal dari Minangkabau yang bernama Empo Maro berlayar dari Pulau Sumatera hingga ke Labuan Bajo.

Empo Maro melarikan diri dari kampungnya karena difitnah dan ingin dibunuh. Kemudian ia merantau ke beberapa kota. Pertama ia singgah di Gowa Sulawesi, lalu berpindah lagi ke beberapa kota lain. Saat perpindahannya, Maro menemukan seorang istri. Lalu ia mengajak istrinya tersebut ikut berpindah bersamanya.

Pada suatu malam Maro bermimpi bertemu dengan seorang petua yang berbicara kepada Maro untuk menetap dan berkembang di Kampung Wae Rebo.

Maro mengikuti apa yang petua itu katakan. Ia bersama istrinya mencari Kampung Wae Rebo tersebut. Setelah sampai di Wae Rebo, Maro dan istri hidup dan menetap di sana.

0 Komentar