Menghapus Stigma Kusta dengan Selotip dan Sepatu Boot

kusta
PERAWATAN. Erna Hermanawati, salah satu keluarga yang intensif membantu merawat Wahyu, pasien kusta hingga sembuh.
0 Komentar

Berdasarkan data dari opendatajabarprov.go.id di Kabupaten Majalengka terdapat pasien kusta sebanyak 24 orang. Data tersebut diambil tahun 2019.

Penyakit kusta masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Kabupaten Majalengka salah satu daerah endemis kusta di Indonesia dengan angka disabilitas tingkat 2 tertinggi di Jawa Barat yang berhubungan dengan keterlambatan penemuan kasus baru dan pengobatan.

Dalam sebuah hasil penelitian, pencarian pertolongan pengobatan memiliki kecenderungan berhubungan dengan persepsi keparahan dan bahaya penyakit, dorongan tokoh masyarakat, keluarga, media, dan penyuluhan petugas kesehatan.

Baca Juga:Bola Tangan Kabupaten Cirebon Gelar CHC 3, Beri Atlet Menit Bermain Lebih BanyakRelawan Beta Gibran Peduli Ekonomi dan Lingkungan

Pemilihan pelayanan kesehatan memiliki kecenderungan berhubungan dengan kebiasaan dan pengalaman berobat, sedangkan keteraturan berobat memiliki kecenderungan berhubungan dengan persepsi terhadap kualitas pelayanan kesehatan.

Keterlambatan mencari pertolongan pengobatan memiliki kecenderungan berhubungan dengan pengetahuan pasien kusta mengenai penyakit kusta yang rendah, ketidaktahuan pasien kusta kalau di Puskesmas terdapat pengobatan untuk kusta dan salah diagnosa.

Untuk itu perlu dilakukan advokasi terhadap Pemerintah Daerah Kabupaten Majalengka dan Dinas Kesehatan Kabupaten Majalengka, meningkatkan promosi kesehatan dengan mengikutsertakan petugas promosi kesehatan di Puskesmas, menjalin kerjasama dengan lintas program dan lintas sektor, pelatihan keterampilan deteksi tanda kusta bagi petugas puskesmas, sosialisasi tentang pengobatan kusta dan keterampilan deteksi tanda kusta bagi dokter praktek di wilayah kerja puskesmas, pelatihan (training of trainers) penyuluhan kusta, penyuluhan intensif dan pemberdayaan masyarakat.

‎Saat ini memang, karena Wahyu sendiri tidak ingin merepotkan pihak keluarganya yang lain, Wahyu hanya datang ke rumah Erna ketika membutuhkan obat tertentu saja atau ketika di rumahnya tak ada beras untuk konsumsi makanan.

Meskipun begitu, Erna terkadang menengok dan membawa semua kebutuhan Wahyu setiap bulannya. Ditanya tentang rutinitas Wahyu apakah sering mandi dengan kondisi seperti itu, dan hingga saat ini sering makan mentahan, Erna menjawab bahwa Wahyu cukup rutin mandi. Wahyu memang makan mentahan juga tapi hanya sebagian saja.

“Setau saya Mang Wahyu itu rajin shalat, dan setiap kali mau shalat, dia pasti mandi dulu. Cara mandi dia saya kurang tau. Tapi setahu saya dia begitu. Hingga saat ini saya dengar, Wahyu memang sering mengkonsumsi lalapan mentah, dia punya teman mantan pegawai Puskesmas yang menyarankannya agar mengkonsumsi mentahan, raw food. Tapi pada saat mulai mengkonsumsi mentahan, Wahyu telah sembuh dari penyakit Kusta,” tandasnya.

0 Komentar